Molor Lagi, Membengkak Lagi

Selasa, 28 Juli 2020 - 06:15 WIB
Foto/Koran SINDO
JAKARTA - Penyelesaian proyek kereta api (KA) cepat Jakarta-Bandung dipastikan mundur menjadi tahun 2022. Selain karena pengaruh pandemi virus corona (Covid-19), proyek ambisius tersebut juga masih terkendala pembebasan sebidang lahan di kawasan Bandung.

Target terbaru pembangunan proyek senilai Rp80 triliun itu mundur setahun dari rencana semula rampung pada tahun depan seperti pernah diungkapkan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Februari lalu.

Dilanjutkannya pembangunan proyek tersebut diharapkan bisa tepat waktu guna menghindari bengkaknya anggaran. Untuk itu, perlu upaya ekstra agar PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) selaku pengelola bisa memenuhi target dua tahun ke depan.



“Memang progresnya sempat melambat. Tapi, ini kita targetkan rampung 2022. Kalau makin molor atau kelamaan, biaya investasinya buat kita sebagai investor ya semakin mahal nanti,” ucap Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra di Kawasan Stasiun Halim, Jakarta, kemarin. (Baca: Cek Progress, Menaker Ida Sambangi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung)

Proyek KCIC semula menelan investasi Rp70 triliun namun dalam perkembangannya meningkat menjadi Rp80 triliun. Chandra menambahkan pandemi Covid-19 juga menyebabkan tertundanya proyek tersebut karena tenaga kerja asing (TKA) asal China sempat tertahan di negaranya. Ihwal belum rampungnya pembebasan tanah, Chandra mengonfirmasi bahwa masih ada lahan bermasalah di area Bandung. Dia pun berjanji segera menuntaskan itu.

“Sudah masuk tahap konsinyasi. Lahan itu hanya sekitar 0,002% atau sekitar 118 meter persegi,” ungkapnya.

Terkait progres pengerjaan konstruksi, data KCIC menyebutkan, sampai pekan ketiga Juli 2020 telah mencapai 53,30%, meningkat cukup signifikan dibanding Februari lalu 44%. Dia pun menyangkal proyek tersebut pernah terhenti akibat Covid-19.

“Hanya tersendat karena tenaga kerja China kan ada yang pulang kampung di saat Imlek. Mereka tertahan tidak bisa ke Indonesia dan ternyata Covid-19 menjadi pandemi. Setelah lockdown mulai dibuka, proyek ini jalan lagi lebih lancar,” ungkap Chandra.

Untuk mendukung proyek tersebut, PT KCIC harus bekerja ekstra keras karena medan yang dilalui cukup sulit, terutama di kawasan Kabupaten Bandung Barat. Sebagai gambaran, KCIC harus membuat 13 terowongan untuk menembus perbukitan. Jalur KA cepat itu juga melewati tingkat elevasi yang berbeda sehingga harus dibangun lintasan secara elevated (layang) sepanjang 80 kilometer (km).
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More