Inflasi Tinggi Rakyatnya Tak Bisa Liburan, Jerman Salahkan Rusia

Senin, 17 Juli 2023 - 18:15 WIB
Tingginya inflasi membuat banyak masyarakat Jerman tak mampu berlibur. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock bersikeras menyalahkan operasi militer Rusia di Ukraina sebagai penyebab meningkatnya tekanan ekonomi di negara tersebut. Baerbock bersikeras menyalahkan operasi militer Rusia di Ukraina sebagai penyebab meningkatnya tekanan ekonomi di negara tersebut.

Dalam wawancaranya dengan surat kabar Bild yang dilansir RT.com, Senin (17/7/2023), Baerbock menyebut operasi militer Rusia di Ukraina sebagai biang keladi krisis lonjakan biaya hidup di negara tersebut. Dia menegaskan, bantuan militer Berlin kepada Kiev yang nilainya mencapai miliaran dolar AS tidak bisa dipandang sebagai penyebab tertekannya ekonomi Jerman.

Ketika ditanya mengenai janji Berlin untuk kembali menggelontorkan bantuan militer kepada Kiev, di saat rakyat Jerman tengah berjuang mengatasi lonjakan inflasi yang menyebabkan masyarakat mesti memangkas pengeluaran - termasuk untuk liburan, Baerbock mengatakan, "ini tidak ada hubungan satu dengan lainnya."





Dia mengklaim bahwa bantuan militer ke Ukraina bukanlah hal yang membebani ekonomi Jerman, melainkan operasi militer Rusia. "Agresi Rusia ini bukan hanya menyebabkan malapetaka bagi Ukraina, tapi juga menjadi alasan mengapa ekonomi dunia kembali mengalami krisis setelah (Covid-19). Karena itu juga kelaparan di dunia meningkat, kenapa kita mengalami resesi ekonomi di Eropa, karena kita membebaskan diri dari gas dan minyak Rusia," tegas Baerbock.

"Dengan kata lain, kepada mereka yang mengatakan 'ayo lakukan sesuatu terhadap lonjakan inflasi saat ini' jawaban saya adalah 'ini adalah salah satu alasan kenapa perang ini harus segera berhenti'."

Baerbock mengatakan, fakta bahwa masyarakat Jerman tak punya cukup uang untuk liburan juga menyakitkan dirinya. Tapi dia mendesak orang-orang untuk berhati-hati agar tidak berpaling dari apa yang terjadi di Ukraina saat bicara mengenai liburan. "Membanding-bandingkan antara penderitaan di Ukraina dengan keuntungan sosial di Jerman tidak bermanfaat bagi siapa pun. Dan ini hanya akan menjadi ejekan bagi rakyat Ukraina," tandasnya.



Jerman secara terbuka menyokong Ukraina dalam konfliknya dengan Moskow. Sebelumnya pada pekan ini, Berlin kembali memfinalisasi paket bantuan militer bagi Kiev senilai €700 juta atau USD786 juta (sekitar Rp11,7 triliun pada kurs Rp15.000 per dolar AS).

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa Jerman akan menyediakan bantuan berupa peralatan militer bagi Ukraina dengan nilai total USD19 miliar hingga 2027. Sementara, rakyat Jerman makin kritis terhadap dukungan militer negaranya kepada Ukraina, terlebih saat Jerman terjerembab ke dalam resesi pada awal tahun ini akibat melonjaknya inflasi.

Pada Desember 2022, jajak pendapat YouGov mengindikasikan 45% masyarakat Jerman menentang pengiriman tank tempur utama Leopard 2 ke Ukraina. Dan pada Februari lalu, hampir dua pertiga rakyat Jerman yang disurvei menentang rencana untuk menyediakan jet tempur bagi Ukraina.

Dalam sebuah acara di Brandenburg bulan lalu, Scholz dicemooh dan diteriaki atas upayanya mengirimkan bantuan militer bagi Ukraina. Mereka yang menghadiri acara tersebut meneriakinya sebagai penghasut perang dan mendesak dicapainya perdamaian tanpa senjata.
(fjo)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More