Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah, Dolar AS Tembus Rp15.000
Jum'at, 21 Juli 2023 - 17:17 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah pada perdagangan Jumat (21/7/2023), turun 50 poin di level Rp15.027 dari penutupan sebelumnya di Rp14.986.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat lantaran sentimen pertemuan bank sentral dari Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat yang dijadwalkan minggu depan, dengan investor mengurai data untuk mengukur jalur kebijakan moneter yang kemungkinan akan mereka buat dengan lebih baik.
"Data mendukung kemungkinan BOJ akan merevisi perkiraan inflasi tahun ini dalam proyeksi baru yang akan dirilis minggu depan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (21/7/2023).
Sebelumnya, Gubernur BOJ Kazuo Ueda awal pekan ini mengatakan Jepang masih jauh dari mencapai target inflasi bank 2% secara berkelanjutan, memadamkan spekulasi bahwa tweak untuk kontrol kurva imbal hasil akan terjadi minggu depan.
Lebih dari tiga perempat ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan BOJ akan mempertahankan kebijakan stabil termasuk skema kontrol hasil. Fokus investor akan tertuju pada data penjualan ritel Inggris untuk bulan Juni pada hari Jumat.
Sementara, data semalam menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun pekan lalu, menyentuh level terendah dalam dua bulan di tengah pengetatan pasar tenaga kerja yang sedang berlangsung. Pasar mengharapkan kenaikan 25 basis poin dari Fed minggu depan dan kemungkinan bank sentral AS untuk terus menaikkan suku bunga setelah data.
Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 27 Juli, menurut semua ekonom dalam jajak pendapat Reuters, sebagian besar dari mereka sekarang juga mengharapkan kenaikan lain pada bulan September.
Dari sentimen domestik, pasar terus memantau perkembangan pemerintah mengenai realisasi investasi di kuartal II 2023 naik 6,3% secara qtq (quarter to quarter) dibandingkan kuartal I 2023. Sedangkan, realisasi investasi mencapai Rp349,8 triliun di kuartal II 2023, atau naik 15,7% secara yoy.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat lantaran sentimen pertemuan bank sentral dari Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat yang dijadwalkan minggu depan, dengan investor mengurai data untuk mengukur jalur kebijakan moneter yang kemungkinan akan mereka buat dengan lebih baik.
"Data mendukung kemungkinan BOJ akan merevisi perkiraan inflasi tahun ini dalam proyeksi baru yang akan dirilis minggu depan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (21/7/2023).
Sebelumnya, Gubernur BOJ Kazuo Ueda awal pekan ini mengatakan Jepang masih jauh dari mencapai target inflasi bank 2% secara berkelanjutan, memadamkan spekulasi bahwa tweak untuk kontrol kurva imbal hasil akan terjadi minggu depan.
Lebih dari tiga perempat ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan BOJ akan mempertahankan kebijakan stabil termasuk skema kontrol hasil. Fokus investor akan tertuju pada data penjualan ritel Inggris untuk bulan Juni pada hari Jumat.
Sementara, data semalam menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun pekan lalu, menyentuh level terendah dalam dua bulan di tengah pengetatan pasar tenaga kerja yang sedang berlangsung. Pasar mengharapkan kenaikan 25 basis poin dari Fed minggu depan dan kemungkinan bank sentral AS untuk terus menaikkan suku bunga setelah data.
Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 27 Juli, menurut semua ekonom dalam jajak pendapat Reuters, sebagian besar dari mereka sekarang juga mengharapkan kenaikan lain pada bulan September.
Dari sentimen domestik, pasar terus memantau perkembangan pemerintah mengenai realisasi investasi di kuartal II 2023 naik 6,3% secara qtq (quarter to quarter) dibandingkan kuartal I 2023. Sedangkan, realisasi investasi mencapai Rp349,8 triliun di kuartal II 2023, atau naik 15,7% secara yoy.
tulis komentar anda