Chatib Basri: Tunda Dulu deh Infrastruktur, Duitnya buat Orang Miskin Saja
Selasa, 28 Juli 2020 - 14:37 WIB
JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menginginkan cakupan pemberian bantuan langsung tunai (BLT) yang terdampak pandemi Covid-19 dapat diperluas.
"Perluas cakupannya jangan hanya yang miskin," ujar Chatib dalam Mid-Year Economic Outlook 2020, Selasa (28/7/2020).
Dia juga menjelaskan BLT seharusnya per rumah tangga dikasih Rp1 juta. Lalu dikali 30 juta rumah tangga miskin. ( Baca juga: Miskin Ekstrem karena Covid-19, Buruh India Jual Bayinya Rp8,7 Juta )
"Maka kita butuh Rp180 triliun bisa direalokasi dari kementerian dan lembaga. Contohnya infrastruktur, saat ini tak perlu bangun infastruktur dan menundanya tahun depan," ungkap dia.
Kemudian, lanjut dia, penyaluran bantuan langsung tunai juga dinilai lebih efektif. Sebab, penetapannya tidak harus lewat proses demokrasi dan juga tidak ada titipan, berbeda dengan bantuan yang bahan sembako.
"Jadi kenapa pesta perkawinan efektifnya kasih uang. Sebab yang paling gampang cash transfer," ungkap dia.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan akan menambah bantuan langsung tunai kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
Menteri Keuangan (Menkei) Sri Mulyani, mengatakan pemerintah mengalokasikan alokasi perlindungan sosial hingga Rp203 triliun yang akan dikucurkan dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) maupun bantuan sembako selama pandemi. Angka itu diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan hidup hingga 29 juta orang masyarakat berpenghasilan rendah.
"Perluas cakupannya jangan hanya yang miskin," ujar Chatib dalam Mid-Year Economic Outlook 2020, Selasa (28/7/2020).
Dia juga menjelaskan BLT seharusnya per rumah tangga dikasih Rp1 juta. Lalu dikali 30 juta rumah tangga miskin. ( Baca juga: Miskin Ekstrem karena Covid-19, Buruh India Jual Bayinya Rp8,7 Juta )
"Maka kita butuh Rp180 triliun bisa direalokasi dari kementerian dan lembaga. Contohnya infrastruktur, saat ini tak perlu bangun infastruktur dan menundanya tahun depan," ungkap dia.
Kemudian, lanjut dia, penyaluran bantuan langsung tunai juga dinilai lebih efektif. Sebab, penetapannya tidak harus lewat proses demokrasi dan juga tidak ada titipan, berbeda dengan bantuan yang bahan sembako.
"Jadi kenapa pesta perkawinan efektifnya kasih uang. Sebab yang paling gampang cash transfer," ungkap dia.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan akan menambah bantuan langsung tunai kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
Menteri Keuangan (Menkei) Sri Mulyani, mengatakan pemerintah mengalokasikan alokasi perlindungan sosial hingga Rp203 triliun yang akan dikucurkan dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) maupun bantuan sembako selama pandemi. Angka itu diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan hidup hingga 29 juta orang masyarakat berpenghasilan rendah.
(uka)
tulis komentar anda