Dampingi Jokowi ke China, Luhut: Persahabatan Semakin Berumur, Semakin Baik
Kamis, 27 Juli 2023 - 21:20 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendampingi Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) melakukan kunjungan kerja ke China pada Kamis (27/7/2023). Luhut mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan undangan dari Presiden Xi Jinping sekaligus memperingati 10 tahun kemitraan strategis komprehensif kedua negara.
Selain itu, Luhut mengatakan bahwa terdapat sejumlah agenda prioritas yang akan dibahas terkait kerja sama di berbagai bidang dalam pertemuan dengan Presiden Xi Jinping.
"Baik kerja sama investasi berbagai proyek strategis Indonesia dan RRT, bidang perdagangan dan kesehatan, pengembangan fasilitas produksi baterai EV terintegrasi, sektor kelautan dan perikanan, juga ketahanan pangan," kata Luhut dikutip dari akun Instagramnya, Kamis (27/7/2023).
Luhut mengatakan bahwa China merupakan negara investor kedua terbesar bagi Indonesia dengan nilai investasi sebesar USD3,6 miliar, maka Indonesia akan terus mencari peluang investasi dengan China. Di sisi lain, Luhut mengungkapkan bahwa hubungan bilateral kedua negara ini bukan seperti mitra, melainkan seperti sahabat yang sudah lama.
"Saya setuju dengan pepatah yang mengatakan bahwa persahabatan itu semakin berumur, maka semakin baik. Hal ini dibuktikan pada hubungan bilateral antara RI dan Tiongkok, kedua negara yang lebih terlihat seperti sahabat ketimbang mitra ini telah merajut persahabatan selama 73 tahun," katanya.
Bahkan ia senang dapat kembali mengunjungi Negara Tirai Bambu tersebut. Hal tersebut lantaran adanya sinergi dan solidaritas antarbangsa dalam menangani pandemi Covid-19 dan upaya menggerakkan kinerja ekonomian regional bahkan internasional.
"Saya teringat bagaimana senyum mengembang dari Presiden Xi Jinping kala tiba di Nusa Dua, Bali, November 2022 lalu. Senyum yang saya artikan sebagai apresiasi dan dukungan terhadap keberhasilan Indonesia menyelenggarakan gelaran KTT G20 2022," katanya.
"Senyum yang sama itu saya lihat hari ini saat beliau menyambut Presiden Joko Widodo di Chengdu. Ini sekaligus menjadi contoh yang baik bagi seluruh negara di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang bagaimana solidaritas dan sinergi adalah kualitas yang perlu dijaga dalam hubungan kemitraan antar negara," tambahnya.
Selain itu, Luhut mengatakan bahwa terdapat sejumlah agenda prioritas yang akan dibahas terkait kerja sama di berbagai bidang dalam pertemuan dengan Presiden Xi Jinping.
"Baik kerja sama investasi berbagai proyek strategis Indonesia dan RRT, bidang perdagangan dan kesehatan, pengembangan fasilitas produksi baterai EV terintegrasi, sektor kelautan dan perikanan, juga ketahanan pangan," kata Luhut dikutip dari akun Instagramnya, Kamis (27/7/2023).
Luhut mengatakan bahwa China merupakan negara investor kedua terbesar bagi Indonesia dengan nilai investasi sebesar USD3,6 miliar, maka Indonesia akan terus mencari peluang investasi dengan China. Di sisi lain, Luhut mengungkapkan bahwa hubungan bilateral kedua negara ini bukan seperti mitra, melainkan seperti sahabat yang sudah lama.
"Saya setuju dengan pepatah yang mengatakan bahwa persahabatan itu semakin berumur, maka semakin baik. Hal ini dibuktikan pada hubungan bilateral antara RI dan Tiongkok, kedua negara yang lebih terlihat seperti sahabat ketimbang mitra ini telah merajut persahabatan selama 73 tahun," katanya.
Bahkan ia senang dapat kembali mengunjungi Negara Tirai Bambu tersebut. Hal tersebut lantaran adanya sinergi dan solidaritas antarbangsa dalam menangani pandemi Covid-19 dan upaya menggerakkan kinerja ekonomian regional bahkan internasional.
"Saya teringat bagaimana senyum mengembang dari Presiden Xi Jinping kala tiba di Nusa Dua, Bali, November 2022 lalu. Senyum yang saya artikan sebagai apresiasi dan dukungan terhadap keberhasilan Indonesia menyelenggarakan gelaran KTT G20 2022," katanya.
"Senyum yang sama itu saya lihat hari ini saat beliau menyambut Presiden Joko Widodo di Chengdu. Ini sekaligus menjadi contoh yang baik bagi seluruh negara di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang bagaimana solidaritas dan sinergi adalah kualitas yang perlu dijaga dalam hubungan kemitraan antar negara," tambahnya.
(uka)
tulis komentar anda