Daya Tarik BRICS di Mata CEO: Tak Ada Dominasi, Berbeda, Unik, dan Inklusif

Jum'at, 25 Agustus 2023 - 20:13 WIB
Bicara soal daya tarik BRICS di tengah persaingan geopolitik global, seorang CEO mengatakan, bergabung menjadi anggota BRICS membuka peluang besar. Foto/Dok
JOHANNESBURG - Dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) ke-15, blok kerja sama Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan atau BRICS menerima enam anggota baru. Dalam perjalannya disebutkan ada lebih dari 40 negara berkembang yang menyatakan minat bergabung dengan BRICS, dimana salah satunya ada Indonesia.



Bicara soal daya tarik BRICS di tengah persaingan geopolitik global, Ketua Agribisnis BRICS Afrika Selatan, Slauzy Zodwa Mogami mengatakan, bergabung menjadi anggota BRICS membuka peluang besar untuk menjadi mandiri dalam hal produksi dan manufaktur lokal.

Afrika Selatan adalah negara Afrika pertama yang bergabung dengan BRICS, dan saat ini seluruh benua Afrika yang memiliki lebih dari 50 negara, menurutnya berpeluang untuk bisa bergabung. Mogami mencatat, bahwa mayoritas negara yang mengajukan keanggotaan berasal dari Afrika.

"Kita semua tahu bahwa Afrika memiliki sebagian besar sumber daya dunia, bahan baku, dan segalanya. Jadi sekarang, BRICS berjanji untuk menjadi platform kemitraan dan itulah yang membuatnya lebih menarik," ungkapnya di sela-sela KTT BRICS ke-15 seperti dilansir RT.





Lebih lanjut Mogami juga menerangkan, keanggotaan BRICS menghadirkan peluang untuk "keluar dari ruang lingkup terbatas" tatanan dunia unipolar karena memberikan platform kepada negara-negara yang (mewakili) lebih dari 60% PDB dunia.

"Ini juga berarti bahwa tidak akan pernah ada dominasi siapa pun yang merasa bahwa mereka lebih unggul dari yang lain. Ini adalah kemitraan, berbeda, unik dan inklusif," sambungnya.

Ia mencatat, bahwa banyak negara yang memproduksi bahan baku bahkan tidak berdagang dalam mata uang mereka sendiri.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More