Mendominasi! BRICS dan Anggota Barunya Kuasai 48% Produksi Minyak Dunia
Sabtu, 26 Agustus 2023 - 08:49 WIB
JAKARTA - BRICS yang sebelumnya hanya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan resmi menambah keanggotannya dengan Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) yang akan resmi bergabung pada Januari 2024. Dengan perluasan ini, BRICS disebut berada di jalur yang akan mengubah keseimbangan kekuatan di pasar energi global.
Melansir outlet berita InfoTech yang mengutip perhitungan berdasarkan data ekspor dan produksi minyak OPEC tahun 2022, dengan perluasan anggota ini, BRICS akan menguasai hampir setengah produksi dan cadangan minyak dunia. Masuknya Arab Saudi, UEA, dan Iran, bersama dengan Rusia dan Brasil, gabungan seluruh negara-negara ini di BRIC menguasai 39% total ekspor minyak dunia, atau 17,1 juta barel per hari (bph). Sementara total 11 negara anggota BRICS menyumbang sekitar 48% dari total produksi minyak dunia.
Tak hanya produksi, BRICS juga akan menguasai hampir setengah dari total cadangan minyak dunia, yaitu 719,5 miliar barel dari total 1,6 triliun barel. Jika Venezuela, yang juga baru-baru ini mengajukan keanggotaan, diterima maka kendali kelompok tersebut akan semakin besar, menjadi sekitar 65,4%. Sebagai perbandingan, kelompok negara-negara maju G7 (AS, Inggris, Jerman, Italia, Kanada, Prancis, dan Jepang) hanya menguasai 3,9% cadangan minyak mentah yang diketahui.
Para analis mencatat bahwa perluasan BRICS ke negara-negara Teluk kemungkinan akan membuat Amerika Serikat (AS) kehilangan pengaruhnya di pasar minyak global.
"Bergabungnya Arab Saudi dan UEA sangat signifikan. Amerika Serikat dulu bergantung pada kerajaan-kerajaan Teluk, khususnya Arab Saudi, untuk mengendalikan harga minyak. Dengan bergabungnya mereka pada BRICS, tampaknya Amerika akan kehilangan kendali atas harga minyak di masa mendatang," kata ekonom Irlandia Philip Pilkington dalam sebuah artikel untuk portal Inggris UnHerd yang dikutip RT.com, Sabtu (26/8/2023).
Menurut Pilkington, hasil KTT BRICS minggu ini juga melambangkan berakhirnya isolasi ekonomi Iran. "Mengingat negara ini adalah produsen minyak terbesar kedelapan di dunia dan memiliki cadangan minyak terbukti terbesar ketiga, hal ini merupakan perkembangan ekonomi dan geopolitik yang substansial," cetusnya.
Melansir outlet berita InfoTech yang mengutip perhitungan berdasarkan data ekspor dan produksi minyak OPEC tahun 2022, dengan perluasan anggota ini, BRICS akan menguasai hampir setengah produksi dan cadangan minyak dunia. Masuknya Arab Saudi, UEA, dan Iran, bersama dengan Rusia dan Brasil, gabungan seluruh negara-negara ini di BRIC menguasai 39% total ekspor minyak dunia, atau 17,1 juta barel per hari (bph). Sementara total 11 negara anggota BRICS menyumbang sekitar 48% dari total produksi minyak dunia.
Tak hanya produksi, BRICS juga akan menguasai hampir setengah dari total cadangan minyak dunia, yaitu 719,5 miliar barel dari total 1,6 triliun barel. Jika Venezuela, yang juga baru-baru ini mengajukan keanggotaan, diterima maka kendali kelompok tersebut akan semakin besar, menjadi sekitar 65,4%. Sebagai perbandingan, kelompok negara-negara maju G7 (AS, Inggris, Jerman, Italia, Kanada, Prancis, dan Jepang) hanya menguasai 3,9% cadangan minyak mentah yang diketahui.
Para analis mencatat bahwa perluasan BRICS ke negara-negara Teluk kemungkinan akan membuat Amerika Serikat (AS) kehilangan pengaruhnya di pasar minyak global.
"Bergabungnya Arab Saudi dan UEA sangat signifikan. Amerika Serikat dulu bergantung pada kerajaan-kerajaan Teluk, khususnya Arab Saudi, untuk mengendalikan harga minyak. Dengan bergabungnya mereka pada BRICS, tampaknya Amerika akan kehilangan kendali atas harga minyak di masa mendatang," kata ekonom Irlandia Philip Pilkington dalam sebuah artikel untuk portal Inggris UnHerd yang dikutip RT.com, Sabtu (26/8/2023).
Menurut Pilkington, hasil KTT BRICS minggu ini juga melambangkan berakhirnya isolasi ekonomi Iran. "Mengingat negara ini adalah produsen minyak terbesar kedelapan di dunia dan memiliki cadangan minyak terbukti terbesar ketiga, hal ini merupakan perkembangan ekonomi dan geopolitik yang substansial," cetusnya.
(fjo)
tulis komentar anda