Tekan Emisi Karbon, Indonesia Butuh Rp4.291 Triliun
Kamis, 07 September 2023 - 21:57 WIB
JAKARTA - Indonesia membutuhkan anggaran sebesar USD280 miliar atau setara Rp4.291 triliun untuk mengurangi karbon dioksida (Co2) yang salah satunya bersumber dari penggunaan batu bara . Kebutuhan dana itu dikonfirmasi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani .
Dia memastikan pemerintah berkomitmen menghentikan penggunaan batu bara dan menekan Co2. Bahkan, upaya tersebut bisa direalisasikan sesegera mungkin. Hanya saja, pemerintah membutuhkan anggaran bernilai jumbo agar bisa mengakselerasi program energi bersih.
"Kami dapat menghentikan penggunaan batu bara secepat mungkin, Indonesia bisa menyampaikan kontribusi untuk pengurangan Co2, namun membutuhkan lebih dari USD280 miliar," ujar Sri Mulyani saat Gala Dinner Indonesia Sustainability Forum 2023 di Park Hyatt Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku anggaran yang disiapkan baru 30% dari total yang dibutuhkan, sehingga dibutuhkan adanya pinjaman.
"Anggaran kita hanya 30%, jika penggunaan batu bara dihentikan, ini berarti neraca membutuhkan ekuitas dan pinjaman," katanya.
Pemerintah Indonesia terus menggenjot investasi di sektor energi untuk mencapai energi baru dan terbarukan (EBT). Di lain sisi, ada tuntutan agar otoritas menghentikan penggunaan batu bara lebih awal, misalnya memensiunkan operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
"Kita harus berinvestasi lebih banyak pada sumber energi terbarukan, namun ada pula usulan untuk memensiunkan penggunaan batu bara lebih awal," ucap dia.
Menurutnya, setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 5% akan berdampak pada pertumbuhan energi yang jauh lebih besar pula.
Dia memastikan pemerintah berkomitmen menghentikan penggunaan batu bara dan menekan Co2. Bahkan, upaya tersebut bisa direalisasikan sesegera mungkin. Hanya saja, pemerintah membutuhkan anggaran bernilai jumbo agar bisa mengakselerasi program energi bersih.
"Kami dapat menghentikan penggunaan batu bara secepat mungkin, Indonesia bisa menyampaikan kontribusi untuk pengurangan Co2, namun membutuhkan lebih dari USD280 miliar," ujar Sri Mulyani saat Gala Dinner Indonesia Sustainability Forum 2023 di Park Hyatt Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku anggaran yang disiapkan baru 30% dari total yang dibutuhkan, sehingga dibutuhkan adanya pinjaman.
"Anggaran kita hanya 30%, jika penggunaan batu bara dihentikan, ini berarti neraca membutuhkan ekuitas dan pinjaman," katanya.
Pemerintah Indonesia terus menggenjot investasi di sektor energi untuk mencapai energi baru dan terbarukan (EBT). Di lain sisi, ada tuntutan agar otoritas menghentikan penggunaan batu bara lebih awal, misalnya memensiunkan operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
"Kita harus berinvestasi lebih banyak pada sumber energi terbarukan, namun ada pula usulan untuk memensiunkan penggunaan batu bara lebih awal," ucap dia.
Menurutnya, setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 5% akan berdampak pada pertumbuhan energi yang jauh lebih besar pula.
(uka)
tulis komentar anda