Badai Resesi Menyerang Negara Adidaya, Awas Mengancam Industri Nasional
Minggu, 02 Agustus 2020 - 13:17 WIB
JAKARTA - Pandemi virus corona atau Covid-19 berdampak besar terhadap perekonomian suatu negara, tidak peduli apakah itu negara berkembang atau bahkan negara adidaya. Salah satunya, yaitu Amerika Serikat (AS) yang tercatat terperosok ke jurang resesi karena pertumbuhan ekonominya minus hingga 32% pada kuartal II 2020.
(Baca Juga: Pasang Kuda-Kuda, Dampak Resesi Amerika Akan Terasa di Semester Dua )
Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengatakan, badai resesi yang menyerang negara adidaya itu akan berdampak kepada beberapa sektor industri di Indonesia. Di antaranya ialah budidaya udang, lobster, industri karet, minyak sawit, sepatu dan furniture.
"Ekspor kita mayoritas adalah hasil laut (terutama udang dan lobster), karet, minyak sawit, sepatu dan furniture. Industri-industri ini tentu agak terancam, kecuali hasil laut (karena konsumsi ikan diprediksi malah meningkat)," kata Rhenald di Jakarta, Minggu (2/8/2020).
Selain itu kata dia, pada sektor impor akan mengganggu pasokan kedelai, minyak, gas, kapas, gula, beberapa bahan kimia dan suku cadang pesawat. Sehingga, diharapkan pemerintah Indonesia segera mencari alternatif impor dari negara lain agar stok barang-barang itu tetap terjaga.
"Impor kita yang besar dari AS berupa kedelai, migas, kapas, gula, aneka kimia dan parts pesawat. Iniberarti sejumlah komoditi ekspor perlu mencari negara tujuan lain di Asia," ujarnya.
(Baca Juga: Daftar Negara Resesi Akibat Corona, Dari Amerika Hingga Spanyol )
Sambung dia menjelaskan, secara garis besar resesi di negara adidaya AS akan menimbulkan daya beli dan penurunan impor. "Tahun lalu Total AS ekspor ke Indonesia USD7,76 miliar and impor dari Indonesia USD20,15 miliar. AS mengalami defisit perdagangan dari Indonesia sebesar USD12,39 Miliar," kata dia.
Sebagai informasi AS dipastikan telah masuk jurang resesi setelah ekonomi nomor satu di dunia tersebut mengalami kontraksi atau minus 32,9% secara tahunan pada kuartal II 2020. Ini merupakan penurunan terburuk sepanjang sejarah.
Dengan ekonomi yang minus ini, AS telah mengalaminya selama dua kuartal beruntun. Dimana pada kuartal I 2020 atau periode Januari hingga Maret, pertumbuhan ekonomi AS juga telah minus 5%.
AS terjerumus dalam jurang resesi untuk pertama kalinya dalam 11 tahun. Bisnis yang berhenti akibat kebijakan lockdown untuk menghambat penyebaran virus Corona menekan pertumbuhan ekonomi yang telah dicetak selama bertahun-tahun.
Resesi biasanya didefinisikan sebagai penurunan pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal secara berturut-turut hingga menyentuh angka minus. Di AS, ekonomi pada kuartal I minus 5% dan pada kuartal II minus 32,9%.
(Baca Juga: Pasang Kuda-Kuda, Dampak Resesi Amerika Akan Terasa di Semester Dua )
Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengatakan, badai resesi yang menyerang negara adidaya itu akan berdampak kepada beberapa sektor industri di Indonesia. Di antaranya ialah budidaya udang, lobster, industri karet, minyak sawit, sepatu dan furniture.
"Ekspor kita mayoritas adalah hasil laut (terutama udang dan lobster), karet, minyak sawit, sepatu dan furniture. Industri-industri ini tentu agak terancam, kecuali hasil laut (karena konsumsi ikan diprediksi malah meningkat)," kata Rhenald di Jakarta, Minggu (2/8/2020).
Selain itu kata dia, pada sektor impor akan mengganggu pasokan kedelai, minyak, gas, kapas, gula, beberapa bahan kimia dan suku cadang pesawat. Sehingga, diharapkan pemerintah Indonesia segera mencari alternatif impor dari negara lain agar stok barang-barang itu tetap terjaga.
"Impor kita yang besar dari AS berupa kedelai, migas, kapas, gula, aneka kimia dan parts pesawat. Iniberarti sejumlah komoditi ekspor perlu mencari negara tujuan lain di Asia," ujarnya.
(Baca Juga: Daftar Negara Resesi Akibat Corona, Dari Amerika Hingga Spanyol )
Sambung dia menjelaskan, secara garis besar resesi di negara adidaya AS akan menimbulkan daya beli dan penurunan impor. "Tahun lalu Total AS ekspor ke Indonesia USD7,76 miliar and impor dari Indonesia USD20,15 miliar. AS mengalami defisit perdagangan dari Indonesia sebesar USD12,39 Miliar," kata dia.
Sebagai informasi AS dipastikan telah masuk jurang resesi setelah ekonomi nomor satu di dunia tersebut mengalami kontraksi atau minus 32,9% secara tahunan pada kuartal II 2020. Ini merupakan penurunan terburuk sepanjang sejarah.
Dengan ekonomi yang minus ini, AS telah mengalaminya selama dua kuartal beruntun. Dimana pada kuartal I 2020 atau periode Januari hingga Maret, pertumbuhan ekonomi AS juga telah minus 5%.
AS terjerumus dalam jurang resesi untuk pertama kalinya dalam 11 tahun. Bisnis yang berhenti akibat kebijakan lockdown untuk menghambat penyebaran virus Corona menekan pertumbuhan ekonomi yang telah dicetak selama bertahun-tahun.
Resesi biasanya didefinisikan sebagai penurunan pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal secara berturut-turut hingga menyentuh angka minus. Di AS, ekonomi pada kuartal I minus 5% dan pada kuartal II minus 32,9%.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda