Jangan Senang Dulu! Deflasi Juli Ternyata Dipicu Anjloknya Daya Beli Masyarakat

Senin, 03 Agustus 2020 - 13:26 WIB
Aktivitas jual beli di Pasar Pondok Labu. Jakarta. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Ekonom Core Piter Abdullah menilai terjadinya deflasi pada Juli 2020 ternyata tidak lantas kemudian dianggap menguntungkan Indonesia. Terjadinya deflasi karena permintaan rendah akibat turunnya daya beli masyarakat akibat terpapar dampak corona.

"Deflasi di tengah wabah saat ini sudah diperkirakan. Deflasi secara ekonomi tidak menguntungkan perekonomian karena merefleksikan rendahnya demand dan rendagnya insentif dunia usaha untuk melakukan kegiatan produksi," kata Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (3/8/2020).



Dia memproyeksikan potensi inflasi masih terbuka lebar pada bulan ini. Pasalnya warga yang terpapar virus corona terus bertambah sehingga berpengaruh besar menjadi pemicu inflasi bulan ini. "Deflasi dan Inflasi masih belum stabil untuk bulan selanjutnya karena masih dibayangi Covid-19," tandasnya.



Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Juli 2020 terjadi deflasi sebesar 0,10%. Dari 90 kota yang disurvei Indeks harga Konsumen (IHK), sebanyak 61 kota mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi. Terdapat tiga kelompok pengeluaran yang menyumbang deflasi, di antaranya penurunan harga makanan, minuman, rokok, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga serta transportasi.



Dari 11 kelompok pengeluaran, ada tiga kelompok yang mengalami deflasi yaitu makanan minuman dan tembakau yang mengalami deflasi 0,73% . Tidak hanya itu, selanjutnya perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami deflasi 0,01% dan satu lagi adalah kelompok pengeluaran transportasi yang mengalami deflasi 0,17%.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More