Jaga Rantai Pasok Biomassa, Masyarakat Diajak Kembangkan Hutan Energi
Sabtu, 30 September 2023 - 18:36 WIB
JAKARTA - Subholding PLN Energi Primer Indonesia ( PLN EPI ) mendorong pengembangan hutan energi dengan memberdayakan lahan tandus milik masyarakat. Gerakan itu diharapkan memastikan pasokan biomassa di masa mendatang, sekaligus menjadi katalis ekonomi rakyat.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan, pengembangan hutan energi menjadi salah satu fokus perusahaan saat ini. Pasalnya, teknologi co-firing di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) saat ini membutuhkan pasokan biomassa sebagai campuran untuk mengurangi penggunaan batu bara. Hingga 2025 nanti, kebutuhan biomassa untuk 52 PLTU milik PLN Grup mencapai 10,2 juta ton.
Untuk bisa memastikan pasokan biomassa, kata Iwan, PLN EPI bersama berbagai pihak mengolah lahan tandus ataupun merehabilitasi hutan untuk menjadi sumber energi alternatif. Sumber biomassa seperti sodas, wood chip maupun wood pellet menjadi produk unggulan dari pengembangan hutan energi.
"Salah satu tugas PLN EPI menjamin pasokan energi untuk pembangkit. Oleh karena itu, kami memastikan proses menjaga rantai pasok ini tidak hanya dari sisi administrasi saja, tetapi juga pengembangan di hulu seperti pembuatan hutan energi," ungkapnya di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Melalui pengembangan hutan energi, jelas Iwan, selain mendapat kepastian pasokan biomassa, PLN EPI juga dapat turut menjaga lingkungan serta mendorong perekonomian rakyat. Sebab, pengembangan rantai pasok biomassa yang dekat dengan aktivitas masyarakat ini tak hanya bermanfaat bagi PLN sebagai bahan baku alternatif, namun juga bermanfaat bagi masyarakat lewat skema ekonomi kerakyatan.
Vice President Pengadaan, Pengendalian dan Logistik Biomassa PLN EPI Erfan Julianto menambahkan, biomassa merupakan salah satu dari bahan bakar yang masuk ke dalam energi baru terbarukan (EBT). Di sisi lain, potensi ketersediaan bahan baku biomassa di Indonesia cukup melimpah.
Dalam Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) belum lama ini Erfan menjelaskan bahwa selain memanfaatkan lahan tandus menjadi hutan energi, PLN EPI juga telah mengembangkan produk biomassa dari limbah pertanian seperti sekam padi, bonggol jagung, turunan tebu, dan limbah sawit.
Hal itu, keta dia, menjadi salah satu upaya PLN EPI dalam meningkatkan produktifitas lahan pertanian serta meningkatkan keekonomian limbah. Sejak setahun lalu, imbuh dia, PLN EPI telah mewujudkan ekonomi sirkular ini lewat kemitraan dengan UMKM dan koperasi masyarakat yang bergerak dalam pengelolaan dan pengadaan biomassa. "Karena berbeda dengan energi primer lainnya, yang semuanya sifatnya korporasi. Biomassa ini konsepnya adalah ekonomi kerakyatan dan berbasis circular economy," jelasnya.
Langkah PLN dalam pengembangan biomassa ini menurut Direktur Rehabilitasi Hutan KLHK Nikolas Nugroho sangat strategis. Sebab, pemerintah telah memberikan peluang seluas luasnya untuk pemanfaatan lahan tandus dan rehabilitasi hutan menjadi sumber energi bersih sebagai salah satu cara mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) 31% atas upaya sendiri atau 43% dengan bantuan internasional pada tahun 2030.
Potensi hutan dan lahan yang bisa dikembangkan untuk menjadi sumber energi baru ini sudah diakomodir lewat kebijakan dan aturan yang dikeluarkan pemerintah seperti Peraturan Menteri (Permen) LHK No 62/2019 dan Permen LHK No 11/2021. "Lewat kebijakan tersebut, pemerintah memayungi aktivitas hutan tanaman untuk dikembangkan menjadi jenis komoditas yang mendukung pengembangan EBT," jelasnya.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan, pengembangan hutan energi menjadi salah satu fokus perusahaan saat ini. Pasalnya, teknologi co-firing di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) saat ini membutuhkan pasokan biomassa sebagai campuran untuk mengurangi penggunaan batu bara. Hingga 2025 nanti, kebutuhan biomassa untuk 52 PLTU milik PLN Grup mencapai 10,2 juta ton.
Untuk bisa memastikan pasokan biomassa, kata Iwan, PLN EPI bersama berbagai pihak mengolah lahan tandus ataupun merehabilitasi hutan untuk menjadi sumber energi alternatif. Sumber biomassa seperti sodas, wood chip maupun wood pellet menjadi produk unggulan dari pengembangan hutan energi.
"Salah satu tugas PLN EPI menjamin pasokan energi untuk pembangkit. Oleh karena itu, kami memastikan proses menjaga rantai pasok ini tidak hanya dari sisi administrasi saja, tetapi juga pengembangan di hulu seperti pembuatan hutan energi," ungkapnya di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Melalui pengembangan hutan energi, jelas Iwan, selain mendapat kepastian pasokan biomassa, PLN EPI juga dapat turut menjaga lingkungan serta mendorong perekonomian rakyat. Sebab, pengembangan rantai pasok biomassa yang dekat dengan aktivitas masyarakat ini tak hanya bermanfaat bagi PLN sebagai bahan baku alternatif, namun juga bermanfaat bagi masyarakat lewat skema ekonomi kerakyatan.
Vice President Pengadaan, Pengendalian dan Logistik Biomassa PLN EPI Erfan Julianto menambahkan, biomassa merupakan salah satu dari bahan bakar yang masuk ke dalam energi baru terbarukan (EBT). Di sisi lain, potensi ketersediaan bahan baku biomassa di Indonesia cukup melimpah.
Dalam Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) belum lama ini Erfan menjelaskan bahwa selain memanfaatkan lahan tandus menjadi hutan energi, PLN EPI juga telah mengembangkan produk biomassa dari limbah pertanian seperti sekam padi, bonggol jagung, turunan tebu, dan limbah sawit.
Hal itu, keta dia, menjadi salah satu upaya PLN EPI dalam meningkatkan produktifitas lahan pertanian serta meningkatkan keekonomian limbah. Sejak setahun lalu, imbuh dia, PLN EPI telah mewujudkan ekonomi sirkular ini lewat kemitraan dengan UMKM dan koperasi masyarakat yang bergerak dalam pengelolaan dan pengadaan biomassa. "Karena berbeda dengan energi primer lainnya, yang semuanya sifatnya korporasi. Biomassa ini konsepnya adalah ekonomi kerakyatan dan berbasis circular economy," jelasnya.
Langkah PLN dalam pengembangan biomassa ini menurut Direktur Rehabilitasi Hutan KLHK Nikolas Nugroho sangat strategis. Sebab, pemerintah telah memberikan peluang seluas luasnya untuk pemanfaatan lahan tandus dan rehabilitasi hutan menjadi sumber energi bersih sebagai salah satu cara mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) 31% atas upaya sendiri atau 43% dengan bantuan internasional pada tahun 2030.
Potensi hutan dan lahan yang bisa dikembangkan untuk menjadi sumber energi baru ini sudah diakomodir lewat kebijakan dan aturan yang dikeluarkan pemerintah seperti Peraturan Menteri (Permen) LHK No 62/2019 dan Permen LHK No 11/2021. "Lewat kebijakan tersebut, pemerintah memayungi aktivitas hutan tanaman untuk dikembangkan menjadi jenis komoditas yang mendukung pengembangan EBT," jelasnya.
(fjo)
tulis komentar anda