Deflasi Bulan Juli karena Emas Kalah oleh Bawang Bombay

Senin, 03 Agustus 2020 - 22:35 WIB
Foto/SINDOnews
JAKARTA - Bank Indonesia mengungkap, indeks harga konsumen (IHK) pada Juli 2020 mengalami deflasi 0,10% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 0,18% (mtm). Deflasi itu dipengaruhi oleh inflasi kelompok inti yang tetap rendah serta deflasi pada kelompok volatile food dan administered prices.

"Secara tahunan, inflasi IHK Juli 2020 tercatat sebesar 1,54% (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,96% (yoy)," kata Onny Widjarnako, Direktur Eksekutif Komunikasi BI, dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/8/2020).

Onny menambahkan, ke depan Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dan terkendali dalam sasarannya sebesar 3,0%±1% pada 2020.

Inflasi inti pada Juli 2020 tercatat tetap rendah yakni 0,16% (mtm), meskipun meningkat dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya sebesar 0,02% (mtm) akibat kenaikan harga emas. Inflasi inti yang rendah tergambar pada beberapa komoditas seperti gula pasir, kopi bubuk, dan bawang bombay yang masing-masing tercatat deflasi 4,23%, 0,36%, dan 5,05% (mtm). ( Baca juga:Mantap! Awal Agustus, Harga Emas Antam Cetak Rekor Termahal Rp1.028.000 per Gram )

Sementara itu, inflasi emas tercatat naik dari deflasi 1,18% (mtm) menjadi 5,02% (mtm) sejalan dengan kenaikan harga emas dunia. Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,07% (yoy), melambat dibandingkan dengan inflasi Juni 2020 sebesar 2,26% (yoy).



"Inflasi inti yang terjaga rendah tidak lepas dari pengaruh perlambatan permintaan domestik. Konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, harga komoditas global di luar emas yang tetap rendah, dan stabilitas nilai tukar yang terjaga," jelas Onny.
(uka)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More