OJK Pastikan Sektor Jasa Keuangan Stabil di Tengah Kenaikan Suku Bunga Global

Senin, 09 Oktober 2023 - 22:08 WIB
Ketua DK OJK Mahendra Siregar. FOTO/dok.SINDOnews
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) memastikan sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil dalam menghadapi kenaikan suku bunga global untuk waktu yang lebih lama.

"Sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga," kata Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Mahendra Siregar dikutip dari Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Senin (9/10/2023).

Berdasarkan laporan, terjaganya stabilitas sektor jasa keuangan meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan nasional mampu memitigasi risiko suku bunga global yang tinggi untuk waktu yang lebih lama.





Divergensi kinerja perekonomian global masih terus berlanjut. Di Amerika Serikat, tingkat inflasi yang masih tinggi di tengah masih solidnya kinerja perekonomian mendorong kebijakan bank sentral The Fed yang diprediksi akan lebih hawkish.

Sedangkan di Eropa, kinerja perekonomian terus lemah dan tingkat inflasi masih tinggi, sehingga otoritas moneter Eropa kembali menaikkan suku bunganya, namun juga mengisyaratkan tingkat suku bunga saat ini telah mencapai puncaknya.

Sementara itu di China, pemulihan ekonomi yang belum sesuai ekspektasi dan kinerja ekonomi yang masih di level pandemi meningkatkan kekhawatiran bagi pemulihan perekonomian global. Insentif fiskal dan moneter yang dikeluarkan otoritas China masih terbatas.

Perkembangan-perkembangan itu mendorong berlanjutnya kenaikan yield surat utang di Amerika Serikat dan penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap semua mata uang dunia utama lainnya dan negara-negara berkembang.



Hal tersebut menyebabkan tekanan outflow dari pasar emerging market termasuk Indonesia. Volatilitas di pasar keuangan baik di pasar saham obligasi dan nilai tukar juga dalam tren yang meningkat.

Perekonomian domestik tingkat inflasi meningkat 3,27 persen year on year (yoy) sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar 3,3 persen, didorong oleh kenaikan harga sebagian besar kelompok pengeluaran terutama kategori makanan, minuman dan tembakau. Adapun tren pergerakan inflasi inti masih melambat, menurun menjadi 2,18 persen yoy, yang tercermin juga dari rendahnya penjualan retail," ujarnya.

Di samping itu, kinerja sektor korporasi relatif masih baik terlihat dari PMI Manufaktur yang terus berada di zona ekspansif dan neraca perdagangan yang masih mencatatkan surplus.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More