Ekonomi China dalam Bahaya, Yuan Catat Kinerja Terburuk se-Asia

Kamis, 12 Oktober 2023 - 19:26 WIB
Seorang pria berdiri di dekat layar yang menampilkan cuplikan berita tentang Presiden China Xi Jinping di gedung CSRC di Financial Street di Beijing, China 9 Juli 2021. FOTO/REUTERS/Tingshu Wang
JAKARTA - China untuk pertama kalinya mengeluarkan pemberitahuan yang melarang pialang domestik dan unit-unitnya di luar negeri untuk menerima klien-klien baru di daratan utama dalam perdagangan luar negeri.

Pembatasan arus modal keluar tersebut muncul ketika pertumbuhan ekonomi negara terbesar kedua ini sedang dalam bahaya sehingga memacu investasi ke luar negeri. Arus modal keluar tersebut pada akhirnya membebani yuan dan mendorong pihak berwenang untuk meningkatkan upaya menstabilkan mata uang.

Mengutip Investing.com dari Reuters, Yuan mencatatkan salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di Asia, telah melemah 5,5% tahun ini karena pemulihan pasca-pandemi China dengan cepat kehilangan momentum dan dolar menguat karena perbedaan suku bunga dan ketidakpastian geopolitik global. Hal ini telah memaksa pihak berwenang untuk mengumumkan sejumlah langkah dalam beberapa bulan terakhir untuk membendung penurunan.



Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRC) telah memberitahu para pialang untuk berhenti menawarkan perdagangan sekuritas dari rekening luar negeri seperti Hong Kong kepada para investor daratan baru, menurut sebuah pemberitahuan pada 28 September yang dikeluarkan oleh unitnya di Shanghai.



Aktivitas-aktivitas yang sekarang dianggap ilegal termasuk pialang sekuritas lintas batas, peminjaman sekuritas, penjualan dana, dan konsultasi investasi, menurut pemberitahuan tersebut. Tidak jelas kapan peraturan baru ini berlaku, namun sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa mereka yakin peraturan ini akan segera berlaku.

Batas waktu akhir Oktober telah ditetapkan untuk menghapus aplikasi dan situs web yang meminta klien daratan, pemberitahuan tersebut juga mengatakan, menambahkan bahwa saluran offline untuk membuka akun juga harus ditutup.

Sumber-sumber tersebut menolak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media. CSRC tidak menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar. "Kami percaya tujuan utama kebijakan ini adalah untuk mengekang arus modal keluar, terutama dalam konteks tekanan depresiasi yuan," kata Shujin Chen, kepala riset keuangan dan properti di Jefferies.

"Dari perspektif industri, dampaknya akan lebih besar pada perusahaan-perusahaan pialang dengan bisnis ritel luar negeri yang lebih besar."
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More