Yeay! Ekspor Perikanan Naik 6,9% di Semester I/2020
Selasa, 04 Agustus 2020 - 21:58 WIB
JAKARTA - Di tengah badai pandemi corona (Covid-19), ekspor hasil perikanan di semester I/2020 menorehkan catatan positif yaitu mencapai USD2,4 miliar atau naik 6,9% dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Di semester I tahun 2020 terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar 6,9% dibanding semester serupa tahun lalu. Kita optimistis dan yakin, di tengah pandemi ini ekspor produk perikanan akan terus meningkat," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat mengisi webinar Standar Bahan Baku Unit Pengolahan Ikan di Jakarta, Selasa (4/8/2020). (Baca juga: Ditemui Menhan, Edhy Prabowo: Kedatangan Tamu Kehormatan Sekaligus Guru Kehidupan )
Total volume ekspor dalam kurun waktu enam bulan tersebut sebanyak 596 ribu ton, sedangkan periode serupa tahun lalu 528.000 ton (USD2,25 miliar).
Komoditas paling diminati adalah udang, tuna-cakalang, cumi-sotong-gurita, rajungan-kepiting, dan rumput laut. Sedangkan pasar paling tinggi nilai penyerapan produk utama perikanan Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), China, Jepang, ASEAN dan Uni Eropa.
Dengan naiknya nilai dan volume ekspor hasil perikanan di Semester I/2020, neraca hasil perikanan pun mengalami surplus USD2,2 miliar atau naik 8,3%. Pada saat bersamaan, nilai impor justru turun 5,9% atau setara USD0,2 miliar.
Edhy menjelaskan, kunci sukses hasil perikanan diminati pasar dunia adalah mutunya yang terjaga sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar dan berdaya saing. Dia mendorong pelaku usaha perikanan Indonesia untuk mengedepankan mutu produk yang dihasilkan. (Baca juga: Waspada! Resesi Global Mulai Hambat Kegiatan Ekspor Impor )
"Saya tekankan kembali, bahan baku bagi Unit Pengolahan Ikan yang terstandar merupakan kunci utama untuk dapat menghasilkan produk perikanan aman, bermutu, dan berdaya saing," tegasnya.
Upaya lain yang dilakukan KKP untuk mendorong majunya industri perikanan Indonesia, termasuk di dalamnya upaya meningkatkan nilai dan volume ekspor adalah dengan memberikan kemudahan logistik. Kelancaran logistik sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri.
Langkah penting lainnya, sambung Menteri Edhy, yakni membangun sistem bisnis perikanan yang terintegrasi. "Membangun industri pengolahan yang mandiri dan berdaya saing untuk kemajuan ekonomi diperlukan pengelolaan rantai pasok yang terintegrasi dari hulu sampai hilir," paparnya. (Baca juga: Kawasan Industri Dekat Teheran Terbakar, Isu Sabotase Menguat )
Menteri Edhy menambahkan, trendpositif ekspor hasil perikanan semester I tahun ini mendorong pihaknya semakin produktif dan berinovasi dalam mengelola sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
"Kami menyakini dengan kebijakan dan aksi extra ordinary sesuai arahan Pak Presiden, akan mampu meningkatkan ekspor berbagai komoditas kelautan dan perikanan," pungkasnya.
"Di semester I tahun 2020 terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar 6,9% dibanding semester serupa tahun lalu. Kita optimistis dan yakin, di tengah pandemi ini ekspor produk perikanan akan terus meningkat," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat mengisi webinar Standar Bahan Baku Unit Pengolahan Ikan di Jakarta, Selasa (4/8/2020). (Baca juga: Ditemui Menhan, Edhy Prabowo: Kedatangan Tamu Kehormatan Sekaligus Guru Kehidupan )
Total volume ekspor dalam kurun waktu enam bulan tersebut sebanyak 596 ribu ton, sedangkan periode serupa tahun lalu 528.000 ton (USD2,25 miliar).
Komoditas paling diminati adalah udang, tuna-cakalang, cumi-sotong-gurita, rajungan-kepiting, dan rumput laut. Sedangkan pasar paling tinggi nilai penyerapan produk utama perikanan Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), China, Jepang, ASEAN dan Uni Eropa.
Dengan naiknya nilai dan volume ekspor hasil perikanan di Semester I/2020, neraca hasil perikanan pun mengalami surplus USD2,2 miliar atau naik 8,3%. Pada saat bersamaan, nilai impor justru turun 5,9% atau setara USD0,2 miliar.
Edhy menjelaskan, kunci sukses hasil perikanan diminati pasar dunia adalah mutunya yang terjaga sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar dan berdaya saing. Dia mendorong pelaku usaha perikanan Indonesia untuk mengedepankan mutu produk yang dihasilkan. (Baca juga: Waspada! Resesi Global Mulai Hambat Kegiatan Ekspor Impor )
"Saya tekankan kembali, bahan baku bagi Unit Pengolahan Ikan yang terstandar merupakan kunci utama untuk dapat menghasilkan produk perikanan aman, bermutu, dan berdaya saing," tegasnya.
Upaya lain yang dilakukan KKP untuk mendorong majunya industri perikanan Indonesia, termasuk di dalamnya upaya meningkatkan nilai dan volume ekspor adalah dengan memberikan kemudahan logistik. Kelancaran logistik sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri.
Langkah penting lainnya, sambung Menteri Edhy, yakni membangun sistem bisnis perikanan yang terintegrasi. "Membangun industri pengolahan yang mandiri dan berdaya saing untuk kemajuan ekonomi diperlukan pengelolaan rantai pasok yang terintegrasi dari hulu sampai hilir," paparnya. (Baca juga: Kawasan Industri Dekat Teheran Terbakar, Isu Sabotase Menguat )
Menteri Edhy menambahkan, trendpositif ekspor hasil perikanan semester I tahun ini mendorong pihaknya semakin produktif dan berinovasi dalam mengelola sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
"Kami menyakini dengan kebijakan dan aksi extra ordinary sesuai arahan Pak Presiden, akan mampu meningkatkan ekspor berbagai komoditas kelautan dan perikanan," pungkasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda