Iran Serukan Embargo Minyak Israel Usai Ledakan Maut Rumah Sakit di Gaza
Kamis, 19 Oktober 2023 - 11:02 WIB
JAKARTA - Minyak melonjak lebih tinggi setelah Iran menyerukan embargo terhadap Israel oleh negara-negara muslim, menyusul ledakan mematikan di sebuah rumah sakit di Gaza yang meningkatkan risiko permusuhan yang lebih luas di Timur Tengah. Mengutip World Oil, harga minyak mentah berjangka Brent naik 3% diperdagangkan mendekati USD93 per barel.
Menteri Luar Negeri Iran menyerukan boikot penuh dan segera terhadap Israel oleh negara-negara Muslim, termasuk embargo minyak terhadap negara tersebut. Meskipun impor minyak Israel kecil dalam konteks suplai global dan hanya sedikit yang berasal dari Timur Tengah, komentar-komentar ini signifikan karena menandai eskalasi verbal.
Hal ini terjadi setelah ledakan di sebuah rumah sakit di Kota Gaza yang menewaskan ratusan orang. Para pemimpin Yordania, Mesir dan Otoritas Palestina membatalkan pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden, sehingga mempersulit upayanya untuk memastikan konflik Israel-Hamas tidak meluas ke seluruh wilayah. Biden tiba di Israel pada hari Rabu pagi.
"Para investor mengamati dengan seksama setiap tanda bahwa konflik ini meluas dengan cara-cara yang dapat memiliki dampak pasokan yang besar," kata Richard Bronze, seorang analis di konsultan Energy Aspects, dan menambahkan bahwa Israel sebagian besar mendapatkan minyaknya dari luar wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Tetapi seruan untuk melakukan embargo akan menambah perbandingan dengan krisis-krisis di tahun 1970-an yang sudah dibicarakan di pasar, meskipun dampaknya hanya bersifat simbolis untuk saat ini," kata dia.
Pasar minyak global telah diguncang oleh krisis Timur Tengah. Teheran, yang mendukung Hamas, telah memperingatkan akan adanya eskalasi.
Para trader telah bersiaga seandainya Israel memilih untuk melancarkan serangan darat ke Gaza, yang berpotensi memicu konflik yang lebih luas yang dapat melibatkan Iran, pemasok minyak mentah utama, dan negara-negara lain.
"Jelas bahwa meluasnya konflik akan membawa lebih banyak risiko pasokan ke pasar yang sudah sangat ketat," kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas ING Groep NV di Singapura. "Risiko pasokan yang paling mendesak kemungkinan besar masih ada di sekitar barel-barel Iran."
Menteri Luar Negeri Iran menyerukan boikot penuh dan segera terhadap Israel oleh negara-negara Muslim, termasuk embargo minyak terhadap negara tersebut. Meskipun impor minyak Israel kecil dalam konteks suplai global dan hanya sedikit yang berasal dari Timur Tengah, komentar-komentar ini signifikan karena menandai eskalasi verbal.
Hal ini terjadi setelah ledakan di sebuah rumah sakit di Kota Gaza yang menewaskan ratusan orang. Para pemimpin Yordania, Mesir dan Otoritas Palestina membatalkan pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden, sehingga mempersulit upayanya untuk memastikan konflik Israel-Hamas tidak meluas ke seluruh wilayah. Biden tiba di Israel pada hari Rabu pagi.
"Para investor mengamati dengan seksama setiap tanda bahwa konflik ini meluas dengan cara-cara yang dapat memiliki dampak pasokan yang besar," kata Richard Bronze, seorang analis di konsultan Energy Aspects, dan menambahkan bahwa Israel sebagian besar mendapatkan minyaknya dari luar wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Tetapi seruan untuk melakukan embargo akan menambah perbandingan dengan krisis-krisis di tahun 1970-an yang sudah dibicarakan di pasar, meskipun dampaknya hanya bersifat simbolis untuk saat ini," kata dia.
Pasar minyak global telah diguncang oleh krisis Timur Tengah. Teheran, yang mendukung Hamas, telah memperingatkan akan adanya eskalasi.
Para trader telah bersiaga seandainya Israel memilih untuk melancarkan serangan darat ke Gaza, yang berpotensi memicu konflik yang lebih luas yang dapat melibatkan Iran, pemasok minyak mentah utama, dan negara-negara lain.
"Jelas bahwa meluasnya konflik akan membawa lebih banyak risiko pasokan ke pasar yang sudah sangat ketat," kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas ING Groep NV di Singapura. "Risiko pasokan yang paling mendesak kemungkinan besar masih ada di sekitar barel-barel Iran."
Lihat Juga :
tulis komentar anda