Musim Dingin Mendekat, Pasar Gas Alam Eropa Diramal Bergejolak

Minggu, 22 Oktober 2023 - 21:37 WIB
Pasar gas alam Eropa diperkirakan kembali bergejolak pada musim dingin mendatang. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Pasar gas alam di Uni Eropa ( UE ) diramalkan akan tetap bergejolak pada musim dingin mendatang, meskipun fasilitas penyimpanan di blok tersebut hampir penuh. Peringatan itu dilontarkan raksasa energi Norwegia, Equinor.

Reservoir gas di UE kini mencapai kapasitas 97,89%, melebihi target blok tersebut sebesar 90% pada tanggal 1 November dan menjadi cadangan menjelang musim panas. Namun demikian, ekspektasi meningkatnya persaingan dengan Asia untuk gas alam cair (LNG) dinilai dapat mendorong kenaikan harga.



"Kami sebenarnya memperkirakan pasar akan cukup bergejolak selama musim dingin," kata CEO Equinor Anders Opedal kepada Energy Intelligence Forum di London, seperti dilansir Russia Today, Minggu (22/10/2023).

"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa kami memaksimalkan gas yang masuk melalui pipa, namun Eropa akan bergantung pada pasokan LNG," tambah Opedal.



Harga gas global melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa tahun lalu setelah UE mengurangi pembelian dari Rusia, yang menyebabkan rekor impor LNG dan upaya untuk mengurangi konsumsi di blok tersebut, terutama oleh industri. LNG menjadi sumber utama gas bagi blok tersebut, menyumbang hingga 35% dari total impor.



Untuk mengimbangi kekurangan pasokan gas, UE terpaksa menerima pengiriman LNG yang mahal dari AS dan Qatar, dan meningkatkan impor pipa dari Norwegia dan Azerbaijan. Namun, menurut Equinor, meski penyimpanan hampir penuh, impor UE tidak cukup untuk memenuhi permintaan.

Awal bulan ini, asosiasi operator penyimpanan gas Jerman, INES, memperingatkan bahwa negara dengan perekonomian paling maju di blok tersebut akan terus menghadapi risiko kekurangan gas hingga tahun 2027, kecuali jika mereka mempercepat pembangunan terminal LNG tambahan, kapasitas penyimpanan gas tambahan, atau jaringan pipa.
(fjo)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More