Banyak Masalah, Kesiapan Operator dan Produsen LRT Jabodebek Dipertanyakan
Minggu, 29 Oktober 2023 - 11:50 WIB
JAKARTA - Permasalahan LRT Jabodebek terkait keausan roda yang baru saja ditemukan setelah mode transportasi itu beroperasi mendapat respons sejumlah kalangan. Mereka menilai permasalahan tersebut seharusnya bisa terindentifikasi sebelum dioperasikan secara komersial, permasalahan itu akan mengakibatkan terganggunya operasional LRT.
"Ini memang semestinya tidak terjadi, di saat frekuensi perjalanan harusnya ditingkatkan supaya jeda antarperjalanannya (headway) rapat dan jam operasi perjalanan mestinya ditambah, tetapi malahan armada yang dioperasikan berkurang signifikan," kata Aditya Dwi Laksana, Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia, saat dihubungi, Minggu (29/10/2023).
Dengan kondisi tersebut, Aditya menilai kurangnya persiapan yang komprehensif antara sarana, prasarana, sistem persinyalan, dan sistem kendali LRT Jabodebek. Situasi itu akan membuat kenyamanan pengguna terganggu dan menjadikan minat masyarakat menggunakan LRT akan menurun, padahal animo masyarakat sudah mulai terbentuk.
Aditya menekankan bahwa permasalahan yang terjadi mulai dari pintu kereta, tingkat keausan roda dan lainnya harus menjadi pembelajaran penting untuk pembangunan/pengoperasian infrastruktur KA perkotaan di kemudian hari. Aditya pun mendorong adanya percepatan dalam proses bubut roda dan memastikan bahwa pembelian roda-roda baru untuk cadangan sudah memenuhi kualitas standar yang ditetapkan.
"Dan juga mempertimbangkan untuk menata ulang lebar lengkung jalur rel untuk mengurangi tingkat keausan roda serta meningkatkan kapasitas bubut dengan menambah jumlah mesin bubut roda," katanya.
Sebelumnya, Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengungkapkan bahwa masalah tersebut baru muncul setelah LRT Jabodebek beroperasi secara komersial. Sehingga pihaknya mengaku tidak ada persiapan untuk mengatasi permasalahan itu.
"Iya betul. Kita belum menyiapkan apa-apa karena kan selama ini sarana itu masih menjadi tanggung jawabnya produsen. Nah pada saat setelah dikerjakan oleh kita, kita baru tahu bahwa ternyata tingkat keausannya sedemikian tingginya," katanya.
Kuswardoyo mengungkapkan bahwa ketika mengetahui masalah tersebut, pihaknya kemudian langsung memesan roda LRT Jabodebek sebanyak 1.000 unit kepada PT Industri Kereta Api (INKA). Ia berharap 1.000 unit roda tersebut akan tiba di Depo LRT Jabodebek paling lambat pada Januari 2023.
Selain itu, Kuswardoyo juga mengatakan bahwa hanya 9 trainset yang dioperasikan dan melakukan pelambatan terhadap laju kereta. Pilihan itu dilakukan guna mengurangi gesekan roda agar tidak terlalu cepat haus.
Pasalnya saat ini rerata 9 trainset yang dioperasikan perjalananya telah mencapai di atas 15.000 km. "Sementara di LRT sendiri, 20.000 km roda itusudah terkena keausan antara 4-8 mm. Nah, standar atau aturan di peraturan dinas kita bahwa tidak boleh mencapai 8 mm tingkat kausannya. Jadi rata-rata di LRT itu ketika dia sudah mencapai 5-6 mm, akan kita bubut," katanya.
"Ini memang semestinya tidak terjadi, di saat frekuensi perjalanan harusnya ditingkatkan supaya jeda antarperjalanannya (headway) rapat dan jam operasi perjalanan mestinya ditambah, tetapi malahan armada yang dioperasikan berkurang signifikan," kata Aditya Dwi Laksana, Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia, saat dihubungi, Minggu (29/10/2023).
Dengan kondisi tersebut, Aditya menilai kurangnya persiapan yang komprehensif antara sarana, prasarana, sistem persinyalan, dan sistem kendali LRT Jabodebek. Situasi itu akan membuat kenyamanan pengguna terganggu dan menjadikan minat masyarakat menggunakan LRT akan menurun, padahal animo masyarakat sudah mulai terbentuk.
Aditya menekankan bahwa permasalahan yang terjadi mulai dari pintu kereta, tingkat keausan roda dan lainnya harus menjadi pembelajaran penting untuk pembangunan/pengoperasian infrastruktur KA perkotaan di kemudian hari. Aditya pun mendorong adanya percepatan dalam proses bubut roda dan memastikan bahwa pembelian roda-roda baru untuk cadangan sudah memenuhi kualitas standar yang ditetapkan.
"Dan juga mempertimbangkan untuk menata ulang lebar lengkung jalur rel untuk mengurangi tingkat keausan roda serta meningkatkan kapasitas bubut dengan menambah jumlah mesin bubut roda," katanya.
Sebelumnya, Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengungkapkan bahwa masalah tersebut baru muncul setelah LRT Jabodebek beroperasi secara komersial. Sehingga pihaknya mengaku tidak ada persiapan untuk mengatasi permasalahan itu.
"Iya betul. Kita belum menyiapkan apa-apa karena kan selama ini sarana itu masih menjadi tanggung jawabnya produsen. Nah pada saat setelah dikerjakan oleh kita, kita baru tahu bahwa ternyata tingkat keausannya sedemikian tingginya," katanya.
Kuswardoyo mengungkapkan bahwa ketika mengetahui masalah tersebut, pihaknya kemudian langsung memesan roda LRT Jabodebek sebanyak 1.000 unit kepada PT Industri Kereta Api (INKA). Ia berharap 1.000 unit roda tersebut akan tiba di Depo LRT Jabodebek paling lambat pada Januari 2023.
Selain itu, Kuswardoyo juga mengatakan bahwa hanya 9 trainset yang dioperasikan dan melakukan pelambatan terhadap laju kereta. Pilihan itu dilakukan guna mengurangi gesekan roda agar tidak terlalu cepat haus.
Baca Juga
Pasalnya saat ini rerata 9 trainset yang dioperasikan perjalananya telah mencapai di atas 15.000 km. "Sementara di LRT sendiri, 20.000 km roda itusudah terkena keausan antara 4-8 mm. Nah, standar atau aturan di peraturan dinas kita bahwa tidak boleh mencapai 8 mm tingkat kausannya. Jadi rata-rata di LRT itu ketika dia sudah mencapai 5-6 mm, akan kita bubut," katanya.
(uka)
tulis komentar anda