Menhub Sebut Kemacetan DKI Menghambat Pertumbuhan Ekonomi
Rabu, 05 Agustus 2020 - 22:54 WIB
JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Indonesia memiliki beberapa wilayah aglomerasi perkotaan besar. Jabodetabek adalah wilayah aglomerasi terbesar dengan jumlah penduduk 33 juta.
"Setiap harinya kebutuhan pergerakan mencapai 88 juta," ujar Budi di Jakarta, Rabu(5/8/2020). ( Baca juga:DKI Jakarta Masuk 10 Besar Kota Termacet se-Asia Tenggara, Kerugian Capai Rp65 Triliun )
Dia menyebutkan, sebanyak 3,2 juta penduduk melakukan kegiatan commuting tiap hari. Pergerakan tersebut, menurut dia, harus dikelola dengan baik.
"Berdasarkan Traffic Index 2019, Jakarta memasuki angka kemacetan sebesar 53%, tingkat 10 termacet di dunia, dan ini menjadi salah satu faktor penghambat pertumbuhan ekonomi," ungkap Budi.
Menurut Budi, untuk mengurangi kemacetan itu, maka shifting dari kendaraan pribadi ke umum adalah keniscayaan. Shifting itu tentu saja harus didukung kenyamanan dan kemudahan pelayanan angkutan umum.
"Juga diperlukan pengelolaan terhadap shifting perpindahan modal transit yang merupakan integrasi antar-moda," tukasnya.
"Setiap harinya kebutuhan pergerakan mencapai 88 juta," ujar Budi di Jakarta, Rabu(5/8/2020). ( Baca juga:DKI Jakarta Masuk 10 Besar Kota Termacet se-Asia Tenggara, Kerugian Capai Rp65 Triliun )
Dia menyebutkan, sebanyak 3,2 juta penduduk melakukan kegiatan commuting tiap hari. Pergerakan tersebut, menurut dia, harus dikelola dengan baik.
"Berdasarkan Traffic Index 2019, Jakarta memasuki angka kemacetan sebesar 53%, tingkat 10 termacet di dunia, dan ini menjadi salah satu faktor penghambat pertumbuhan ekonomi," ungkap Budi.
Menurut Budi, untuk mengurangi kemacetan itu, maka shifting dari kendaraan pribadi ke umum adalah keniscayaan. Shifting itu tentu saja harus didukung kenyamanan dan kemudahan pelayanan angkutan umum.
"Juga diperlukan pengelolaan terhadap shifting perpindahan modal transit yang merupakan integrasi antar-moda," tukasnya.
(uka)
tulis komentar anda