65% Rumput Laut Indonesia Diekspor dalam Bentuk Mentah
Jum'at, 03 November 2023 - 18:43 WIB
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengungkap, sekitar 65% produk rumput laut yang diekspor masih berupa bahan mentah/non-olahan. Padahal menurut Teten, rumput laut memiliki potensi untuk diolah menjadi bahan baku industri farmasi, kecantikan, dan lainnya.
“Untuk itu Presiden Jokowi dalam konsep industrialisasi berusaha melibatkan para pelaku koperasi dan UMKM, sehingga yang mengolah nanti harus koperasi dan UMKM. Jangan yang besar-besar, supaya kue ekonomi bisa dinikmati oleh semua," kata Teten, Jumat (3/11/2023).
Selain rumput laut, Teten mengungkapkan bahwa Indonesia masih mengimpor gandum cukup besar. Padahal riset menyebutkan sebesar 30% gandum bisa disubstitusi dari olahan rumput laut.
Teten menyebut jika potensi tersebut bisa dimaksimalkan, maka wilayah Wakatobi di Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagai salah satu daerah dengan potensi rumput laut terbesar di Indonesia bisa berbicara banyak di pasar global.
"Jika potensi ini terus dimaksimalkan, Wakatobi bisa menjadi penghasil rumput laut nomor satu dunia," ucapnya.
Disampaikan Teten, secara global, industri rumput laut diperkirakan mampu mencatatkan pertumbuhan tahunan 10,5% dengan pendapatan menyentuh USD48 miliar atau setara Rp734,4 triliun pada 2030.
"Sedangkan Indonesia adalah produsen rumput laut terbesar kedua di dunia yang menghasilkan 27,86% dari 35,8 juta ton produksi rumput laut dunia," ungkap Teten.
“Untuk itu Presiden Jokowi dalam konsep industrialisasi berusaha melibatkan para pelaku koperasi dan UMKM, sehingga yang mengolah nanti harus koperasi dan UMKM. Jangan yang besar-besar, supaya kue ekonomi bisa dinikmati oleh semua," kata Teten, Jumat (3/11/2023).
Selain rumput laut, Teten mengungkapkan bahwa Indonesia masih mengimpor gandum cukup besar. Padahal riset menyebutkan sebesar 30% gandum bisa disubstitusi dari olahan rumput laut.
Teten menyebut jika potensi tersebut bisa dimaksimalkan, maka wilayah Wakatobi di Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagai salah satu daerah dengan potensi rumput laut terbesar di Indonesia bisa berbicara banyak di pasar global.
"Jika potensi ini terus dimaksimalkan, Wakatobi bisa menjadi penghasil rumput laut nomor satu dunia," ucapnya.
Disampaikan Teten, secara global, industri rumput laut diperkirakan mampu mencatatkan pertumbuhan tahunan 10,5% dengan pendapatan menyentuh USD48 miliar atau setara Rp734,4 triliun pada 2030.
"Sedangkan Indonesia adalah produsen rumput laut terbesar kedua di dunia yang menghasilkan 27,86% dari 35,8 juta ton produksi rumput laut dunia," ungkap Teten.
(uka)
tulis komentar anda