Ekonomi AS Terpuruk, Sri Mulyani: Ini Masa yang Menantang
Kamis, 30 April 2020 - 12:00 WIB
JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) telah membuat perekonomian global terkontraksi. Negara-negara dengan ekonomi terbesar, seperti Amerika Serikat (AS) dan China, tak luput mengalami kontraksi ekonomi yang cukup dalam.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, perekonomian AS tercatat minus 4,8% akibat dampak pandemi Covid-19. Sri Mulyani mengatakan, hal ini merupakan suatu yang tidak biasa.
Pertumbuhan ekonomi yang negatif ini merupakan kali kedua bagi AS setelah kuartal I/2014 yang minus 1,1%. Pertumbuhan minus di kuartal I/2020 ini juga merupakan yang terburuk sejak krisis 2008, di mana perekonomian AS minus 8,4% di kuartal IV/2008.
(Baca Juga: Ekonomi AS Turun 4,8% pada Kuartal I, Terburuk Sejak 2008)
"Di sektor keuangan itu ada domino effect, kalau kita lihat dampak ekonomi (ke AS) pada triwulan pertama itu minus 4% ini sesuatu yang luar biasa," ujar Menkeu di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Dia melanjutkan, pandemi virus corona terus meluas ke 210 megara. Hal itu membuat negara maju dan berkembang tertekan baik sektor ekonomi maupun kesehatan masyarakatnya. "Covid terjadi di Januari sampai Februari yang mana masih terpusatkan di China dan akhir Februari menyebar dan Maret itu meluas ke 210 negara dan dampaknya begitu luas mempengaruhi social system, ekonomi dan kesehatan," paparnya.
Dia menambahkan, akibat Covid-19 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan ikut terkontraksi. Perkiraannya, kata Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa hanya mencapai 2,5%.
"Ini untuk ekonomi kita di kuartal II akan tertekan sedangkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di 2020 ini akan mencapai 2,5%. Ini masa yang menantang," tandasnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, perekonomian AS tercatat minus 4,8% akibat dampak pandemi Covid-19. Sri Mulyani mengatakan, hal ini merupakan suatu yang tidak biasa.
Pertumbuhan ekonomi yang negatif ini merupakan kali kedua bagi AS setelah kuartal I/2014 yang minus 1,1%. Pertumbuhan minus di kuartal I/2020 ini juga merupakan yang terburuk sejak krisis 2008, di mana perekonomian AS minus 8,4% di kuartal IV/2008.
(Baca Juga: Ekonomi AS Turun 4,8% pada Kuartal I, Terburuk Sejak 2008)
"Di sektor keuangan itu ada domino effect, kalau kita lihat dampak ekonomi (ke AS) pada triwulan pertama itu minus 4% ini sesuatu yang luar biasa," ujar Menkeu di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Dia melanjutkan, pandemi virus corona terus meluas ke 210 megara. Hal itu membuat negara maju dan berkembang tertekan baik sektor ekonomi maupun kesehatan masyarakatnya. "Covid terjadi di Januari sampai Februari yang mana masih terpusatkan di China dan akhir Februari menyebar dan Maret itu meluas ke 210 negara dan dampaknya begitu luas mempengaruhi social system, ekonomi dan kesehatan," paparnya.
Dia menambahkan, akibat Covid-19 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan ikut terkontraksi. Perkiraannya, kata Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa hanya mencapai 2,5%.
"Ini untuk ekonomi kita di kuartal II akan tertekan sedangkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di 2020 ini akan mencapai 2,5%. Ini masa yang menantang," tandasnya.
(fai)
tulis komentar anda