Jababeka Resmikan Pabrik LNG di Pasuruan Industrial Estate Rembang
Jum'at, 10 November 2023 - 13:40 WIB
JAKARTA - PT Jababeka Tbk meresmikan proyek mini LNG (Liquefied Natural Gas) Plant atau pabrik mini LNG, yang berlokasi di Kawasan Industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), Pasuruan, Jawa Timur.
Pabrik mini LNG akan berada di atas lahan 10.162 m2 dengan konsep pabrik open space. Pabrik ini akan menjadi tempat pengolahan gas alam cair (LNG) maupun distribusi dengan produksi volume maksimal 2,5 mmscfd per hari. Produksi LNG tersebut akan disimpan dan didistribusikan dalam tabung iso tank 20 dan 40 feet.
Direktur Utama Jababeka Budianto Liman menjelaskan, tujuan utama pembangunan pabrik adalah untuk mendukung program pemerintah Indonesia dalam meningkatkan bauran energi rendah emisi ramah lingkungan, melalui penyediaan gas alam cair untuk memenuhi kebutuhan pelaku industri dan komersial dalam negeri.
"Pabrik ini sendiri merupakan perusahaan mini LNG plant pertama yang dikelola swasta di Indonesia. Kami optimis, beroperasinya pabrik ini nanti bisa mendukung upaya bersama pemerintah menyediakan sumber energi yang bersih dan sustainable. Dengan harapan, bisa menjadi solusi pemenuhan energi yang berkualitas dan dengan harga semakin kompetitif bagi konsumen di Pulau Jawa dan sekitarnya. Pembangunan pabrik mini LNG ini juga merupakan langkah korporasi dari Perseroan untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham," kata Budianto Liman.
Budianto Liman juga menyampaikan bahwa proyek pabrik mini LNG merupakan hasil akuisisi PT Jababeka Tbk melalui entitas anak, PT Jababeka Infrastruktur di PT Likuid Nusantara Gas. PT Jababeka Infrastruktur menguasai 60 persen saham sedangkan sisanya masing-masing 20% dimiliki oleh Fortius Corporation dan perorangan.
Adapun, total nilai investasi proyek ini sebesar USD16,898 juta dan menyerap tenaga kerja lebih dari 120 orang. Lebih dalam, Budianto Liman menjelaskan bahwa Jababeka optimis pabrik mini LNG bisa memberikan dampak positif bagi pendapatan usaha Jababeka ke depannya, yang berasal dari pemenuhan kebutuhan dari perusahaan-perusahaan atau pengguna yang ingin harga lebih ekonomis dan sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Sekadar informasi, emiten berkode saham KIJA ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,23 persen year on year (yoy) menjadi Rp2,72 triliun pada 2022, dari sebelumnya sebesar Rp2,49 triliun pada 2021. Dan pada kuartal ketiga 2023 KIJA kembali meraih pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu 30% menjadi sebesar Rp 2,252 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan laba bersih selama tiga kuartal 2023 sebesar Rp 231,9 miliar dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp 101,6 miliar untuk periode yang sama pada tahun 2022. Sementara itu, Wira Rahardja Direktur Utama PT Likuid Nusantara Gas, mengaku senang bisa bekerja sama dengan Jababeka. Karena Jababeka merupakan perusahaan pengembang kota mandiri berbasis kawasan industri yang terintegrasi dan sudah berpengalaman lebih dari 33 tahun serta berkredibilitas tinggi. Hal itu bisa terlihat dari empat proyek kota mandirinya menjadi kota mandiri berprospektif tinggi.
Pabrik mini LNG akan berada di atas lahan 10.162 m2 dengan konsep pabrik open space. Pabrik ini akan menjadi tempat pengolahan gas alam cair (LNG) maupun distribusi dengan produksi volume maksimal 2,5 mmscfd per hari. Produksi LNG tersebut akan disimpan dan didistribusikan dalam tabung iso tank 20 dan 40 feet.
Direktur Utama Jababeka Budianto Liman menjelaskan, tujuan utama pembangunan pabrik adalah untuk mendukung program pemerintah Indonesia dalam meningkatkan bauran energi rendah emisi ramah lingkungan, melalui penyediaan gas alam cair untuk memenuhi kebutuhan pelaku industri dan komersial dalam negeri.
"Pabrik ini sendiri merupakan perusahaan mini LNG plant pertama yang dikelola swasta di Indonesia. Kami optimis, beroperasinya pabrik ini nanti bisa mendukung upaya bersama pemerintah menyediakan sumber energi yang bersih dan sustainable. Dengan harapan, bisa menjadi solusi pemenuhan energi yang berkualitas dan dengan harga semakin kompetitif bagi konsumen di Pulau Jawa dan sekitarnya. Pembangunan pabrik mini LNG ini juga merupakan langkah korporasi dari Perseroan untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham," kata Budianto Liman.
Budianto Liman juga menyampaikan bahwa proyek pabrik mini LNG merupakan hasil akuisisi PT Jababeka Tbk melalui entitas anak, PT Jababeka Infrastruktur di PT Likuid Nusantara Gas. PT Jababeka Infrastruktur menguasai 60 persen saham sedangkan sisanya masing-masing 20% dimiliki oleh Fortius Corporation dan perorangan.
Adapun, total nilai investasi proyek ini sebesar USD16,898 juta dan menyerap tenaga kerja lebih dari 120 orang. Lebih dalam, Budianto Liman menjelaskan bahwa Jababeka optimis pabrik mini LNG bisa memberikan dampak positif bagi pendapatan usaha Jababeka ke depannya, yang berasal dari pemenuhan kebutuhan dari perusahaan-perusahaan atau pengguna yang ingin harga lebih ekonomis dan sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Sekadar informasi, emiten berkode saham KIJA ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,23 persen year on year (yoy) menjadi Rp2,72 triliun pada 2022, dari sebelumnya sebesar Rp2,49 triliun pada 2021. Dan pada kuartal ketiga 2023 KIJA kembali meraih pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu 30% menjadi sebesar Rp 2,252 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan laba bersih selama tiga kuartal 2023 sebesar Rp 231,9 miliar dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp 101,6 miliar untuk periode yang sama pada tahun 2022. Sementara itu, Wira Rahardja Direktur Utama PT Likuid Nusantara Gas, mengaku senang bisa bekerja sama dengan Jababeka. Karena Jababeka merupakan perusahaan pengembang kota mandiri berbasis kawasan industri yang terintegrasi dan sudah berpengalaman lebih dari 33 tahun serta berkredibilitas tinggi. Hal itu bisa terlihat dari empat proyek kota mandirinya menjadi kota mandiri berprospektif tinggi.
tulis komentar anda