Naikkan Kelas UMKM Tak Cukup Hanya Bantuan Modal

Kamis, 06 Agustus 2020 - 23:36 WIB
(Baca Juga: Gawat, Sebanyak 85,42% UMKM Terancam Bangkrut )

SJV sendiri mengalokasikan dana sebesar Rp 500 juta untuk kerjasama dengan merk KIZZ Crunchy yang nantinya bisa dialihkan menjadi equity participation. Dengan skema kerjasama tersebut, pada tahun pertama produksi ditargetkan meningkat lima kali lipat, dari 2.000 packs menjadi 10.000 packs per bulan.

Jika selama ini hanya menyasar pasar di Bandung dan sekitarnya, kerjasama ini memungkinkan produk menjangkau pasar lokal dan bahkan internasional. Harapan Dede, upaya serupa bisa diimplementasikan kepada UMKM lainnya dan memberikan hasil sesuai harapan.

Sementara itu selaku pendamping inkubasi bisnis, Direktur Utama KAYA.ID Nita Kartikasari menyatakan, salah satu kesulitan UMKM naik kelas karena kekurangan sumber daya pemasaran yang berpengalaman dan juga konsultan bisnis yang bisa membantu mengeksekusi strategi pemasaran.

Nita berharap UMKM Indonesia harus bisa tumbuh menjadi merek yang besar di Indonesia dan bahkan di pasar internasional. UMKM butuh partner untuk membangun brand dan melakukan pemasaran, yang merupakan core bisnis kami.

“Kami juga sangat senang bisa bermitra dengan SJV agar UMKM Indonesia bisa berkembang menjadi brand besar dan bersaing secara global. Misi kami untuk membuat minimal satu UMKM Indonesia menjadi perusahaan publik dalam 3-5 tahun dari sekarang, dan mempunyai daya saing di pasar dunia,” ujar Nita.

Hadir pada acara virtual penandatangan program pendampingan ini adalah Komisaris Utama PT Sarana Jabar Ventura Yani Panigoro, Komisaris SJV M. Sidik Heruwibowo, dan Komisaris KAYA.ID Richard Sam Bera.

Sebagai informasi, Presiden RI Joko Widodo saat ini sangat memperhatikan perkembangan UMKM Indonesia dan sangat berharap para usaha mikro, kecil dan menengah ini dapat bertahan di tengah badai pandemi Covid-19 ini, bahkan bisa menjadi sektor yang berkembang. Sektor UMKM merupakan salah satu penopang utama ekonomi Indonesia.

Merujuk hasil sebuah riset yang dilakukan peneliti Bank Dunia pada 2005, perkembangan ekonomi sebuah negara memang berkaitan erat dengan kontribusi UMKM. Merujuk data Kementerian Koperasi dan UMKM, jumlah UMKM di Indonesia pada 2017 tercatat mencapai 62,928 juta unit dan menyerap 120,260 juta tenaga kerja.

Secara agregat kontribusi UMKM Indonesia terkait penyerapan tenaga kerja adalah tertinggi dibandingkan negara ASEAN lain, namun kinerja dalam hal produktivitas masih kalah. Merujuk laporan Asia SME Finance Monitor 2014 yang dirilis Asian Development Bank, pada 2012 produktivitas UMKM Indonesia hanya USD1.355 dibandingkan Malaysia USD20.609 dan Thailand USD12.263. Secara pertumbuhan produktivitas, UMKM Indonesia tumbuh 4,9% dibandingkan Thailand 6,1% dan Malaysia 9,5%.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More