Asosiasi E-commerce Dukung Rencana Investasi TikTok Shop ke Platform Jualan Online
Selasa, 28 November 2023 - 14:30 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Asosiasi E-commerce Indonesia (IDEA), Arshi Adini mendukung rencana pengembangan usaha yang dilakukan platform media sosial, TikTok dengan merambah ke bisnis platform jualan online .
Sebab menurutnya, kehadiran platform jualan online ini juga sebetulnya membantu para UMKM untuk memasarkan produknya lebih luas dan mudah dijangkau oleh masyarakat diberbagai lokasi lewat aplikasi.
"Dengan pemisahan nama antara sosial commerce dan e-commerce itu merupakan langkah pemerintah, apapun nanti bentuk model bisnis yang diberikan kepada industri atau platform dalam hal ini TikTok, itu mungkin ruang bisnis TikTok untuk terus berinovasi," ujar Arshi dalam Market Review IDXChannel, Selasa (28/11/2023).
"Jadi sebetulnya kalau dari sisi pembeli, UMKM, itukan sebagai channel mereka berjualan, kalau dari sisi bisnis masing-masing, mungkin itu part-nya mereka untuk terus berinovasi," sambungnya.
Menurutnya, platform jualan online ini ke depannya bakal terus berkembang. Mengingatkan penetrasi internet di Indonesia yang semakin meluas akan mendekatkan masyarakat dengan platform belanja online.
Arshi menilai platform jualan online ini juga menawarkan kemudahan berbelanja bagi masyarakat, karena tidak perlu keluar rumah mengunjungi pasar ketika hendak mencari suatu barang. Belum lagi berbagai promo yang ditawarkan platform lewat event-event tertentu juga bakal mendorong masyarakat melakukan transaksi secara online.
"Menjelang akhir tahun dinamika pasar cenderung akan naik, mengingat momentum perayaan tahun baru, hari belanja online nasional tahun 2023, masyarakat banyak yang memanfaatkan momen ini," pungkasnya.
Berdasarkan data dari e-economy sea 2023, nilai transaksi e-commerce di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun 2021. Pada tahun 2021 total nilai transaksi sepanjang tahun mencapai USD48 miliar atau setara Rp741,47 triliun (kurs Rp15.447).
Lalu terus meningkat di tahun 2022 yang tercatat mencapai USD58 miliar senilai Rp895 triliun, tahun 2023 diproyeksikan tembus USD62 miliar atau setara Rp957,74 triliun.
Baca Juga
Sebab menurutnya, kehadiran platform jualan online ini juga sebetulnya membantu para UMKM untuk memasarkan produknya lebih luas dan mudah dijangkau oleh masyarakat diberbagai lokasi lewat aplikasi.
"Dengan pemisahan nama antara sosial commerce dan e-commerce itu merupakan langkah pemerintah, apapun nanti bentuk model bisnis yang diberikan kepada industri atau platform dalam hal ini TikTok, itu mungkin ruang bisnis TikTok untuk terus berinovasi," ujar Arshi dalam Market Review IDXChannel, Selasa (28/11/2023).
"Jadi sebetulnya kalau dari sisi pembeli, UMKM, itukan sebagai channel mereka berjualan, kalau dari sisi bisnis masing-masing, mungkin itu part-nya mereka untuk terus berinovasi," sambungnya.
Menurutnya, platform jualan online ini ke depannya bakal terus berkembang. Mengingatkan penetrasi internet di Indonesia yang semakin meluas akan mendekatkan masyarakat dengan platform belanja online.
Arshi menilai platform jualan online ini juga menawarkan kemudahan berbelanja bagi masyarakat, karena tidak perlu keluar rumah mengunjungi pasar ketika hendak mencari suatu barang. Belum lagi berbagai promo yang ditawarkan platform lewat event-event tertentu juga bakal mendorong masyarakat melakukan transaksi secara online.
"Menjelang akhir tahun dinamika pasar cenderung akan naik, mengingat momentum perayaan tahun baru, hari belanja online nasional tahun 2023, masyarakat banyak yang memanfaatkan momen ini," pungkasnya.
Berdasarkan data dari e-economy sea 2023, nilai transaksi e-commerce di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun 2021. Pada tahun 2021 total nilai transaksi sepanjang tahun mencapai USD48 miliar atau setara Rp741,47 triliun (kurs Rp15.447).
Lalu terus meningkat di tahun 2022 yang tercatat mencapai USD58 miliar senilai Rp895 triliun, tahun 2023 diproyeksikan tembus USD62 miliar atau setara Rp957,74 triliun.
(akr)
tulis komentar anda