PLN Genjot Penyelesaian Interkoneksi Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah
Senin, 10 Agustus 2020 - 13:26 WIB
MAMUJU - Menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 , PLN terus melanjutkan pembangunan dua jaringan transmisi bertegangan 150 kilovolt di provinsi Sulawesi Barat, yaitu jaringan transmisi 150 kV Mamuju-Topoyo, dan jaringan transmisi 150 kV Topoyo-Pasangkayu.
Jaringan transmisi bertegangan 150 kV sepanjang 181 kilometer (km) ini membentang dari Mamuju, Topoyo sampai dengan Pasangkayu. Percepatan pembangunan ini dilakukan selain dalam upaya mempersiapkan Sulawesi Barat sebagai provinsi penyangga bagi ibu kota baru Indonesia pada 2024 kelak, tapi juga untuk meningkatkan keandalan dan kapasitas bagi kota Palu dan sisi barat Sulawesi Tengah yang rawan longsor pascadilanda bencana gempa, tsunami dan likuifaksi 2018 silam.
Sistem kelistrikan Sulawesi Tengah (Poso-Sidera) eksisting saat ini memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi, karena potensi abrasi sungai yang tinggi membuat rawan beberapa tapak tower, dan sulitnya akses masuk untuk melakukan pemeliharaan jaringan. Sehingga dengan beroperasinya jalur transmisi 150 kV Mamuju-Pasangkayu, akan menjadi backup sebagai pemasok energi listrik ke kota Palu dan Sulawesi Tengah.
“Walaupun kondisi pandemi seperti saat ini, kami terus berupaya merampungkan pembangunan dua jalur transmisi ini guna meningkatkan kapasitas jaringan serta optimalisasi sistem kelistrikan di provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah, saat ini sistem kelistrikan di Sulawesi Tengah hanya disuplai dari Poso, sehingga suplai listrik dari arah selatan Sulawesi sangat dibutuhkan,” tutur General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Selatan (UIP Sulbagsel), I Putu Riasa.
Jaringan transmisi yang terdiri dari total 534 tower ini, selain diharapkan dapat menopang beban kebutuhan listrik untuk provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah, juga untuk membantu memperbaiki kualitas dan mutu tegangan di Mamuju Tengah karena saat ini masih disuplai dari Mamuju dengan jarak kurang lebih 180 kilometer, sehingga sering mengalami drop tegangan pada saat beban puncak. Saat ini progres fisik kedua proyek tersebut 77 % dan diupayakan rampung pada akhir September 2020.
“Walaupun di beberapa lokasi masih ada sedikit kendala sosial kami berharap itu tidak mengganggu jalannya pekerjaan ini. Terima kasih juga atas dukungan masyarakat dan Forkopimda yang ikut secara aktif mendukung kelancaran proyek saat ini," jelas Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Pembangkit dan Jaringan Sulawesi Barat (UPP Kitring Sulbar), Mahmud.
Interkoneksi Sulawesi Barat ke Sulawesi Tengah merupakan salah satu proyek prioritas PLN dan termasuk proyek strategis nasional, pembangunan jaringan transmisi ini diharapkan dapat berjalan lancar dan mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat maupun pemerintah setempat.
Jaringan transmisi bertegangan 150 kV sepanjang 181 kilometer (km) ini membentang dari Mamuju, Topoyo sampai dengan Pasangkayu. Percepatan pembangunan ini dilakukan selain dalam upaya mempersiapkan Sulawesi Barat sebagai provinsi penyangga bagi ibu kota baru Indonesia pada 2024 kelak, tapi juga untuk meningkatkan keandalan dan kapasitas bagi kota Palu dan sisi barat Sulawesi Tengah yang rawan longsor pascadilanda bencana gempa, tsunami dan likuifaksi 2018 silam.
Sistem kelistrikan Sulawesi Tengah (Poso-Sidera) eksisting saat ini memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi, karena potensi abrasi sungai yang tinggi membuat rawan beberapa tapak tower, dan sulitnya akses masuk untuk melakukan pemeliharaan jaringan. Sehingga dengan beroperasinya jalur transmisi 150 kV Mamuju-Pasangkayu, akan menjadi backup sebagai pemasok energi listrik ke kota Palu dan Sulawesi Tengah.
“Walaupun kondisi pandemi seperti saat ini, kami terus berupaya merampungkan pembangunan dua jalur transmisi ini guna meningkatkan kapasitas jaringan serta optimalisasi sistem kelistrikan di provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah, saat ini sistem kelistrikan di Sulawesi Tengah hanya disuplai dari Poso, sehingga suplai listrik dari arah selatan Sulawesi sangat dibutuhkan,” tutur General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Selatan (UIP Sulbagsel), I Putu Riasa.
Jaringan transmisi yang terdiri dari total 534 tower ini, selain diharapkan dapat menopang beban kebutuhan listrik untuk provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah, juga untuk membantu memperbaiki kualitas dan mutu tegangan di Mamuju Tengah karena saat ini masih disuplai dari Mamuju dengan jarak kurang lebih 180 kilometer, sehingga sering mengalami drop tegangan pada saat beban puncak. Saat ini progres fisik kedua proyek tersebut 77 % dan diupayakan rampung pada akhir September 2020.
“Walaupun di beberapa lokasi masih ada sedikit kendala sosial kami berharap itu tidak mengganggu jalannya pekerjaan ini. Terima kasih juga atas dukungan masyarakat dan Forkopimda yang ikut secara aktif mendukung kelancaran proyek saat ini," jelas Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Pembangkit dan Jaringan Sulawesi Barat (UPP Kitring Sulbar), Mahmud.
Interkoneksi Sulawesi Barat ke Sulawesi Tengah merupakan salah satu proyek prioritas PLN dan termasuk proyek strategis nasional, pembangunan jaringan transmisi ini diharapkan dapat berjalan lancar dan mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat maupun pemerintah setempat.
(luq)
tulis komentar anda