Rupiah Ungguli Dolar, Dana Asing Diprediksi Masuk ke Indonesia
Senin, 10 Agustus 2020 - 13:45 WIB
JAKARTA - Perkembangan nilai tukar rupiah pada tahun 2020 diperkirakan rata-rata Rp14.550. Rupiah lebih kuat terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada prediksi saat ini dibandingkan dengan sebelumnya dimana prediksi USD/IDR adalah rata-rata Rp15.625.
Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean mengatakan, pemerintah dan bank sentral AS tengah berusaha mendukung ekonominya dengan cara memberikan stimulus fiskal dan moneter raksasa. Hal ini potensial menyebabkan banjir likuiditas dolar yang mungkin menyebabkan mata uang dolar melemah terhadap mata uang
global.
"Termasuk rupiah jika melihat skenario yang serupa di tahun 2008-2011. Selain itu pertimbangan menurunnya defisit neraca transaksi berjalan Indonesia di tahun 2020 ikut menentukan prediksi USD/IDR," ujar Adrian di Jakarta, Senin (10/8/2020).
(Baca Juga: Kisruh Amerika Bikin Kepak Mata Uang Garuda Diramal Melemah)
Kurs USD/IDR sudah bergerak turun drastis dari puncaknya di kisaran Rp16.700 di awal bulan April ke kisaran Rp14.000. Menurut dia, fluktuasi kurs yang diindikasikan dengan standar deviasi juga sudah turun banyak sehingga menyiratkan biaya lindung nilai yang lebih murah.
"Kondisi ini biasanya positif untuk pasar obligasi pemerintah. Standar deviasi USD/IDR sudah turun menjadi 125 pips di bulan Juni dari 940 pips di bulan Maret," bebernya.
Perkembangan ini juga membawa pada revisi fluktuasi sepanjang tahun 2020 sebesar 500 pips dari sebelumnya 1000 pips. "Artinya perkiraan rentang perdagangan USD/IDR di semester kedua tahun ini berada antara Rp14.000 hingga Rp15.000," kata dia.
Di samping itu, rata-rata arus dana asing masuk ke obligasi rupiah pemerintah Indonesia antara Rp80-120 triliun per tahun dalam sepuluh tahun terakhir. "Walaupun kadang ada tahun yang buruk dimana terjadi arus dana asing keluar dalam jumlah besar seperti yang terjadi pada semester I 2020," ucap dia.
(Baca Juga: Asyik, Kenaikan Cadev Bakal Dorong Stabilitas Rupiah)
Adrian mengungkapkan, jika data historis berulang, maka antara semester II/2020 hingga akhir tahun 2021 akan terjadi arus dana asing masuk sekitar Rp300 triliun ke obligasi rupiah pemerintah Indonesia. "Jaminan suku bunga USD super rendah hingga tahun 2022 oleh Federal Reserve juga diharapkan akan mendorong pelaku keuangan global untuk kembali masuk ke pasar obligasi domestik," ujarnya.
Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean mengatakan, pemerintah dan bank sentral AS tengah berusaha mendukung ekonominya dengan cara memberikan stimulus fiskal dan moneter raksasa. Hal ini potensial menyebabkan banjir likuiditas dolar yang mungkin menyebabkan mata uang dolar melemah terhadap mata uang
global.
"Termasuk rupiah jika melihat skenario yang serupa di tahun 2008-2011. Selain itu pertimbangan menurunnya defisit neraca transaksi berjalan Indonesia di tahun 2020 ikut menentukan prediksi USD/IDR," ujar Adrian di Jakarta, Senin (10/8/2020).
(Baca Juga: Kisruh Amerika Bikin Kepak Mata Uang Garuda Diramal Melemah)
Kurs USD/IDR sudah bergerak turun drastis dari puncaknya di kisaran Rp16.700 di awal bulan April ke kisaran Rp14.000. Menurut dia, fluktuasi kurs yang diindikasikan dengan standar deviasi juga sudah turun banyak sehingga menyiratkan biaya lindung nilai yang lebih murah.
"Kondisi ini biasanya positif untuk pasar obligasi pemerintah. Standar deviasi USD/IDR sudah turun menjadi 125 pips di bulan Juni dari 940 pips di bulan Maret," bebernya.
Perkembangan ini juga membawa pada revisi fluktuasi sepanjang tahun 2020 sebesar 500 pips dari sebelumnya 1000 pips. "Artinya perkiraan rentang perdagangan USD/IDR di semester kedua tahun ini berada antara Rp14.000 hingga Rp15.000," kata dia.
Di samping itu, rata-rata arus dana asing masuk ke obligasi rupiah pemerintah Indonesia antara Rp80-120 triliun per tahun dalam sepuluh tahun terakhir. "Walaupun kadang ada tahun yang buruk dimana terjadi arus dana asing keluar dalam jumlah besar seperti yang terjadi pada semester I 2020," ucap dia.
(Baca Juga: Asyik, Kenaikan Cadev Bakal Dorong Stabilitas Rupiah)
Adrian mengungkapkan, jika data historis berulang, maka antara semester II/2020 hingga akhir tahun 2021 akan terjadi arus dana asing masuk sekitar Rp300 triliun ke obligasi rupiah pemerintah Indonesia. "Jaminan suku bunga USD super rendah hingga tahun 2022 oleh Federal Reserve juga diharapkan akan mendorong pelaku keuangan global untuk kembali masuk ke pasar obligasi domestik," ujarnya.
(fai)
tulis komentar anda