Optimisme Pasar Kripto Bullish di Tahun 2024, Apa Saja Faktornya
Jum'at, 29 Desember 2023 - 06:39 WIB
JAKARTA - Sebagai #ExchangeIndonesia nomor 1 dan salah satu pionir di industri kripto, Tokocrypto mengungkapkan optimisme terhadap pertumbuhan industri kripto di tahun 2024, secara global maupun khususnya Indonesia.
CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis mengungkapkan, bahwa ada beberapa faktor yang mendukung pandangan bullish pada tren pasar kripto di tahun 2024. Pertama, adalah potensi semakin meningkatnya adopsi kripto dilakukan oleh institusi keuangan tradisional, yang pada dasarnya dipengaruhi oleh upaya pengajuan ETF kripto oleh manajemen aset besar di Amerika Serikat. Hal ini diharapkan juga akan berdampak pada pasar kripto di Indonesia.
"Apabila ETF Bitcoin spot akan disetujui diperkirakan kapitalisasi pasar Bitcoin bisa menyentuh US$ 1 triliun. Hal tersebut pada akhirnya dapat mendorong harga BTC ke atas USD50.000 (Rp770 juta), atau bahkan melebihi angka tertingginya sepanjang masa di angka USD68.000 (Rp1 miliar) pada November 2021 lalu," analisis Yudho.
Di sisi lain dari kondisi makroekonomi, potensi penurunan suku bunga bank sentral AS atau The Fed di tahun depan juga diprediksi akan membuat pasar kripto meraih sentimen positif. Sebab, apabila suku bunga AS turun, umumnya investor akan lebih berani beralih ke kripto, karena dianggap mampu menawarkan peluang keuntungan lebih tinggi dari aset konvensional.
Faktor lainnya adalah Bitcoin halving atau pengurangan setengah imbalan para miner atau penambang BTC diperkirakan akan terjadi pada tahun 2024. Peristiwa ini secara tidak langsung juga berdampak pada jumlah Bitcoin yang beredar. Siklus kenaikan harga BTC umumnya berkisar pada peristiwa Bitcoin halving, yang umumnya akan mengalami kenaikan pesat satu tahun setelah halving, tentu diprediksi puncak kenaikan harga BTC atau all-time high terjadi pada tahun 2025.
"Kami melihat bahwa kondisi makroekonomi dan peristiwa Bitcoin halving akan menjadi katalis yang kuat bagi tren bullish pasar kripto di tahun 2024. Penurunan suku bunga The Fed akan membuat investor lebih berani beralih ke kripto, karena dianggap sebagai aset yang lebih menguntungkan. Sementara itu, Bitcoin halving akan mengurangi pasokan BTC, sehingga dapat mendorong kenaikan harga Bitcoin," ujar Yudho.
Sambung Yudho menambahkan, faktor selanjutnya meliputi regulasi. Menurutnya, regulasi dalam pengaturan dan pengawasan perdagangan aset kripto akan menentukan tren pasar ke depan. Di Indonesia sendiri, sedang memasuki masa transisi peralihan pengawasan dan pengaturan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis mengungkapkan, bahwa ada beberapa faktor yang mendukung pandangan bullish pada tren pasar kripto di tahun 2024. Pertama, adalah potensi semakin meningkatnya adopsi kripto dilakukan oleh institusi keuangan tradisional, yang pada dasarnya dipengaruhi oleh upaya pengajuan ETF kripto oleh manajemen aset besar di Amerika Serikat. Hal ini diharapkan juga akan berdampak pada pasar kripto di Indonesia.
"Apabila ETF Bitcoin spot akan disetujui diperkirakan kapitalisasi pasar Bitcoin bisa menyentuh US$ 1 triliun. Hal tersebut pada akhirnya dapat mendorong harga BTC ke atas USD50.000 (Rp770 juta), atau bahkan melebihi angka tertingginya sepanjang masa di angka USD68.000 (Rp1 miliar) pada November 2021 lalu," analisis Yudho.
Di sisi lain dari kondisi makroekonomi, potensi penurunan suku bunga bank sentral AS atau The Fed di tahun depan juga diprediksi akan membuat pasar kripto meraih sentimen positif. Sebab, apabila suku bunga AS turun, umumnya investor akan lebih berani beralih ke kripto, karena dianggap mampu menawarkan peluang keuntungan lebih tinggi dari aset konvensional.
Faktor lainnya adalah Bitcoin halving atau pengurangan setengah imbalan para miner atau penambang BTC diperkirakan akan terjadi pada tahun 2024. Peristiwa ini secara tidak langsung juga berdampak pada jumlah Bitcoin yang beredar. Siklus kenaikan harga BTC umumnya berkisar pada peristiwa Bitcoin halving, yang umumnya akan mengalami kenaikan pesat satu tahun setelah halving, tentu diprediksi puncak kenaikan harga BTC atau all-time high terjadi pada tahun 2025.
"Kami melihat bahwa kondisi makroekonomi dan peristiwa Bitcoin halving akan menjadi katalis yang kuat bagi tren bullish pasar kripto di tahun 2024. Penurunan suku bunga The Fed akan membuat investor lebih berani beralih ke kripto, karena dianggap sebagai aset yang lebih menguntungkan. Sementara itu, Bitcoin halving akan mengurangi pasokan BTC, sehingga dapat mendorong kenaikan harga Bitcoin," ujar Yudho.
Sambung Yudho menambahkan, faktor selanjutnya meliputi regulasi. Menurutnya, regulasi dalam pengaturan dan pengawasan perdagangan aset kripto akan menentukan tren pasar ke depan. Di Indonesia sendiri, sedang memasuki masa transisi peralihan pengawasan dan pengaturan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
tulis komentar anda