Mantri BRI Hidupkan Asa Pelaku UMKM di Lampung untuk Bangkit Saat Pandemi
Senin, 10 Agustus 2020 - 21:10 WIB
LAMPUNG - Kembali bangkit, mengerakkan roda bisnis agar kembali berputar kendati pandemi Covid-19 masih membayangi, menjadi harapan dari para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) saat ini. Untuk menghidupkan asa itu, pelaku UMKM mencari dukungan tambahan modal usaha melalui pinjaman Kupedes Bangkit dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Novi Marsella Yacob (44), perempuan asal Kedaloman Tanggamus Provinsi Lampung, merupakan salah satu pelaku UMKM yang berikhtiar untuk membangkitkan lagi usahanya, pasca tertekan dampak wabah corona.
(Baca Juga: Kisah Pemasar Mikro BRI yang Selektif Salurkan KUR di Tengah Pandemi )
Novi berdagang alat-alat rumah tangga mulai dari furnitur jati hingga perabotan elektronik. Seperti meja kursi jati, kompor, blender, hingga kulkas. Dia menjual dagangannya di pasar, dan melayani pesanan secara online dari gawai. Menjadi pedagang telah dilakoni Novi sejak 6 tahun silam, awalnya dia berjualan pakaian. Kini, setelah adanya corona, Novi menyiasati lesunya penjualan dengan berdagang keliling menggunakan mobil alias door to door.
“Kalau masalah pandemi ini ya, menurunnya itu sekitar 30%. Ya biasanya kulkas laku 5 dalam beberapa hari, saat itu dalam 2 minggu belum keluar [laku]. Kita kerja sama juga dengan reseller, ya kita saling bahu-membahu, karena daya beli turun. Kalau tidak kita samperin, terus gak pintar berdialog, artinya kalau saya tidak door to door itu asli vakum penjualan” ujar Novi ketika dihubungi di Jakarta, Senin (10/8/2020.
Meski tidak setiap hari keliling berjualan, Novi menyadari langkah aktif jemput bola memasarkan produk secara door to door, mampu menahan sepinya transaksi ketimbang stuck hanya menunggu permintaan dari konsumen via gawai.
(Baca Juga: Pengajuan Kredit Mikro Tidak Perlu Lagi Mendatangi Kantor Bank BRI )
Saat pandemi corona mulai meluas, Novi ‘memutar otak’ agar bisa survive dengan mengambil peluang berdagang beras. Pada awal Ramadan lalu, ketika aktivitas fisik dibatasi akibat pandemi corona, Novi mendapat tawaran dari tetangganya untuk berbisnis jualan beras. Inisiatif ini ditempuh Novi karena penghasilan yang turun, di satu sisi ia memiliki beban finansial salah satunya membayar cicilan bank.
Ia pun mengambil peluang itu dan menawarkan dagangan beras ke konsumennya. Dalam satu minggu ia berhasil menjual sekitar 2 ton beras dengan keuntungan bersih Rp500 ribu.
Novi Marsella Yacob (44), perempuan asal Kedaloman Tanggamus Provinsi Lampung, merupakan salah satu pelaku UMKM yang berikhtiar untuk membangkitkan lagi usahanya, pasca tertekan dampak wabah corona.
(Baca Juga: Kisah Pemasar Mikro BRI yang Selektif Salurkan KUR di Tengah Pandemi )
Novi berdagang alat-alat rumah tangga mulai dari furnitur jati hingga perabotan elektronik. Seperti meja kursi jati, kompor, blender, hingga kulkas. Dia menjual dagangannya di pasar, dan melayani pesanan secara online dari gawai. Menjadi pedagang telah dilakoni Novi sejak 6 tahun silam, awalnya dia berjualan pakaian. Kini, setelah adanya corona, Novi menyiasati lesunya penjualan dengan berdagang keliling menggunakan mobil alias door to door.
“Kalau masalah pandemi ini ya, menurunnya itu sekitar 30%. Ya biasanya kulkas laku 5 dalam beberapa hari, saat itu dalam 2 minggu belum keluar [laku]. Kita kerja sama juga dengan reseller, ya kita saling bahu-membahu, karena daya beli turun. Kalau tidak kita samperin, terus gak pintar berdialog, artinya kalau saya tidak door to door itu asli vakum penjualan” ujar Novi ketika dihubungi di Jakarta, Senin (10/8/2020.
Meski tidak setiap hari keliling berjualan, Novi menyadari langkah aktif jemput bola memasarkan produk secara door to door, mampu menahan sepinya transaksi ketimbang stuck hanya menunggu permintaan dari konsumen via gawai.
(Baca Juga: Pengajuan Kredit Mikro Tidak Perlu Lagi Mendatangi Kantor Bank BRI )
Saat pandemi corona mulai meluas, Novi ‘memutar otak’ agar bisa survive dengan mengambil peluang berdagang beras. Pada awal Ramadan lalu, ketika aktivitas fisik dibatasi akibat pandemi corona, Novi mendapat tawaran dari tetangganya untuk berbisnis jualan beras. Inisiatif ini ditempuh Novi karena penghasilan yang turun, di satu sisi ia memiliki beban finansial salah satunya membayar cicilan bank.
Ia pun mengambil peluang itu dan menawarkan dagangan beras ke konsumennya. Dalam satu minggu ia berhasil menjual sekitar 2 ton beras dengan keuntungan bersih Rp500 ribu.
tulis komentar anda