Perhiasan Limbah Kaca UMKM Binaan Pertamina Tembus Pasar Ekspor
Jum'at, 05 Januari 2024 - 13:53 WIB
JAKARTA - Perhiasan berkelas seringkali dikaitkan dengan bahan seperti emas, perak, atau batu permata. Namun bagi Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ) Artistica Jewelry, kemewahan perhiasan justru lahir dari kreativitas dan kejelian menyajikan karya seni perhiasan dari limbah kaca.
Perhiasan dengan sentuhan liontin dan manik-manik limbah kaca tersebut, yang diproduksi di Ngagel Tama Selatan, Surabaya berhasil di ekspor ke luar negeri. Saat ini, 90 persen produk Artistica Jewelry telah diekspor ke Swedia, Puerto Rico, dan Malaysia.
Pemilik UMKM Artistica Jewelry Sieltje Kurniawan menyajikan konsep yang diterapkan dalam bisnis yaitu mengurangi sampah dengan mengubahnya menjadi perhiasan bernilai, melalui kolaborasi dengan UMKM lain, dan berfokus pada pengembangan generasi muda. Konsep ini sejalan dengan produk di galerinya yang dipenuhi perhiasan menakjubkan dari barang-barang bekas.
"Pecahan kaca identik sebagai bahan yang tidak memiliki nilai bahkan dianggap berbahaya, namun kami merasa tertantang setelah banyak pelanggan dari luar negeri meminta perhiasan berbahan dasar recycle, hingga akhirnya kami mulai memproduksi plastik, kaca (dari botol parfum, keramik pecahan piring dan cangkir), serta limbah kulit kerang mutiara maupun limbah lainnya, menjadi bros, anting, gelang, kalung," ungkap Sieltje, dikutip, Jumat (5/1/2023).
Menurutnya, untuk menghasilkan perhiasan pesanan dari para pelanggannya, dia berkolaborasi dengan para pengrajin perhiasan dan pengrajin asah batu di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Hal ini dilakukan karena dibutuhkan keterampilan dan ketelitian untuk memilah, memotong, dan melakukan proses faceting pada kaca recycle untuk membentuknya menjadi seperti batu permata.
“Mereka mengerjakan dengan cara tradisional sehingga memungkinkan sekali bagi pelanggan untuk custom perhiasan yang mereka impikan. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberdayakan para pengrajin, sehingga usaha ini tidak hanya sekedar untuk mencari profit, tetapi juga memiliki misi sosial, ekonomi, dan lingkungan,” ujar wanita yang meneruskan usaha orang tuanya sejak tahun 2016.
Tidak hanya itu, Artistica Jewelry juga berkolaborasi dengan pemulung, panti asuhan, menerima magang dari SMK dan Universitas. UMKM ini juga bekerja sama dengan Diaspora, Disperindag, Dinkop, serta pihak lain untuk mendukung proses produksi dan memasarkan produknya secara lokal, internasional, dan melalui e-commerce luar negeri.
"Kolaborasi juga terjalin dengan UMKM seperti Khen Tenun (NTT) dan Lusee Bag Leather untuk menciptakan perhiasan dari sisa produksi," ujar Sieltje.
Perhiasan dengan sentuhan liontin dan manik-manik limbah kaca tersebut, yang diproduksi di Ngagel Tama Selatan, Surabaya berhasil di ekspor ke luar negeri. Saat ini, 90 persen produk Artistica Jewelry telah diekspor ke Swedia, Puerto Rico, dan Malaysia.
Pemilik UMKM Artistica Jewelry Sieltje Kurniawan menyajikan konsep yang diterapkan dalam bisnis yaitu mengurangi sampah dengan mengubahnya menjadi perhiasan bernilai, melalui kolaborasi dengan UMKM lain, dan berfokus pada pengembangan generasi muda. Konsep ini sejalan dengan produk di galerinya yang dipenuhi perhiasan menakjubkan dari barang-barang bekas.
"Pecahan kaca identik sebagai bahan yang tidak memiliki nilai bahkan dianggap berbahaya, namun kami merasa tertantang setelah banyak pelanggan dari luar negeri meminta perhiasan berbahan dasar recycle, hingga akhirnya kami mulai memproduksi plastik, kaca (dari botol parfum, keramik pecahan piring dan cangkir), serta limbah kulit kerang mutiara maupun limbah lainnya, menjadi bros, anting, gelang, kalung," ungkap Sieltje, dikutip, Jumat (5/1/2023).
Baca Juga
Menurutnya, untuk menghasilkan perhiasan pesanan dari para pelanggannya, dia berkolaborasi dengan para pengrajin perhiasan dan pengrajin asah batu di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Hal ini dilakukan karena dibutuhkan keterampilan dan ketelitian untuk memilah, memotong, dan melakukan proses faceting pada kaca recycle untuk membentuknya menjadi seperti batu permata.
“Mereka mengerjakan dengan cara tradisional sehingga memungkinkan sekali bagi pelanggan untuk custom perhiasan yang mereka impikan. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberdayakan para pengrajin, sehingga usaha ini tidak hanya sekedar untuk mencari profit, tetapi juga memiliki misi sosial, ekonomi, dan lingkungan,” ujar wanita yang meneruskan usaha orang tuanya sejak tahun 2016.
Tidak hanya itu, Artistica Jewelry juga berkolaborasi dengan pemulung, panti asuhan, menerima magang dari SMK dan Universitas. UMKM ini juga bekerja sama dengan Diaspora, Disperindag, Dinkop, serta pihak lain untuk mendukung proses produksi dan memasarkan produknya secara lokal, internasional, dan melalui e-commerce luar negeri.
"Kolaborasi juga terjalin dengan UMKM seperti Khen Tenun (NTT) dan Lusee Bag Leather untuk menciptakan perhiasan dari sisa produksi," ujar Sieltje.
Lihat Juga :
tulis komentar anda