Pengembangan Energi Panas Bumi, Antara Lemahnya Infrastruktur dan Potensi

Selasa, 11 Agustus 2020 - 11:16 WIB
Foto/SINDOnews
JAKARTA - Senior Advisor Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Abadi Poernomo menegaskan, agar sektor panas bumi bisa berkembang, pemerintah harus mempercepat pembangunan infrastruktur. Pasalnya, investor dan pengembang panas bumi terhalang oleh kondisi geografis Indonesia.

"Pembangunan infrastruktur harus dipercepat. Titik-titik energi panas bumi kita terletak di di daerah pelosok, dan kondisi geografisnya cukup sulit," ujar Abadi dalam Market Review IDX Channel Live di Jakarta, Selasa (11/8/2020).

Untuk bisa mengembangkan proyek panas bumi dengan baik, pihak developer butuh akses transportasi yang memadai. Indonesia dinilai sangat potensial, dengan potensi panas bumi sebesar 23 Gigawatt, menduduki posisi nomor dua teratas dunia setelah Amerika Serikat. ( Baca juga:5 Gubernur Ini Dinilai Mulai Investasi Jadi Capres-Cawapres 2024, Siapa Saja? )



"Dari negara-negara itu, yang berbeda adalah biaya pengembangan. Tentu biaya pengembangan ini akan lebih berkurang jika infrastrukturnya memadai," ungkap Abadi.

Dia mengatakan, biaya pengembangannya berbeda karena di negara-negara seperti AS dan New Zealand, akses transportasi untuk titik panas buminya dipermudah dengan adanya infrastruktur.

"Seperti di New Zealand, jalan di sebelah kanan kiri ladang panas bumi itu besar. Jadi mudah transportasinya," kata Abadi.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More