Lebih Rendah dari 2022, Surplus Neraca Dagang RI di 2023 Capai USD36,93 Miliar
Senin, 15 Januari 2024 - 14:01 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus sepanjang tahun 2023. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, surplus neraca dagang Indonesia hingga Desember 2023 mencapai USD36,93 miliar.
"Secara kumulatif hingga Desember 2023, total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD36,93 miliar atau lebih rendah USD17,52 miliar atau 33,46% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," kata Pudji dalam konferensi pers, Senin (15/1/2024).
Realisasi neraca dagang sepanjang tahun ini lebih rendah dibandingkan posisi 2022 yang sebesar USD54,46 miliar atau artinya turun USD17,52 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus selama 44 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
"Surplus Desember 2023 ini meningkat dengan bulan sebelumnya, namun lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu," ungkap Pudji.
BPS mencatat surplus neraca perdagangan sebesar USD3,31 miliar pada Desember 2023 atau naik USD0,90 miliar secara bulanan. Surplus pada akhir 2023 lebih ditopang pada komoditas nonmigas yaitu sebesar USD5,20 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utamanya bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, dan besi/baja.
Surplus neraca Desember 2023 ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan November. Namun, lebih rendah jika dibandingkan Desember 2022.
Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah. Defisit neraca perdagangan migas Desember 2023 ini lebih rendah daripada bulan sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu.
"Secara kumulatif hingga Desember 2023, total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD36,93 miliar atau lebih rendah USD17,52 miliar atau 33,46% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," kata Pudji dalam konferensi pers, Senin (15/1/2024).
Realisasi neraca dagang sepanjang tahun ini lebih rendah dibandingkan posisi 2022 yang sebesar USD54,46 miliar atau artinya turun USD17,52 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus selama 44 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
"Surplus Desember 2023 ini meningkat dengan bulan sebelumnya, namun lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu," ungkap Pudji.
BPS mencatat surplus neraca perdagangan sebesar USD3,31 miliar pada Desember 2023 atau naik USD0,90 miliar secara bulanan. Surplus pada akhir 2023 lebih ditopang pada komoditas nonmigas yaitu sebesar USD5,20 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utamanya bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, dan besi/baja.
Surplus neraca Desember 2023 ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan November. Namun, lebih rendah jika dibandingkan Desember 2022.
Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah. Defisit neraca perdagangan migas Desember 2023 ini lebih rendah daripada bulan sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu.
(akr)
tulis komentar anda