Capai 1,13 Juta Ton C02e, Dekarbonisasi Pertamina Lampaui Target 124%

Senin, 22 Januari 2024 - 16:22 WIB
Pertamina mengoperasikan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) atau battery swapping station (BSS) di 25 lokasi di Jabodetabek. Foto/Ist/Dok. Pertamina
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mencatatkan kinerja environmental, social, governance ( ESG ) positif sepanjang 2023 dengan realisasi dekarbonisasi yang melampaui target. Pertamina mencatatkan realisasi reduksi emisi scope 1 & 2 sebesar 1,13 juta ton C02e, atau mencapai 124% dari target yang ditetapkan pada tahun 2023 sebesar 910.000 ton C02e.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, penurunan emisi yang dicapai sepanjang tahun 2023 tersebut berasal dari proses operasional di internal Pertamina Group. Selain itu, dari penjualan produk biodiesel B35 yang berhasil menurunkan emisi sekitar 28 juta ton COE per tahun.



"Capaian ESG 2023 juga ditandai dengan kenaikan peringkat ESG yang mendudukkan Pertamina pada posisi pertama pada subsektor minyak dan gas terintegrasi dari 61 perusahaan dunia, berdasarkan peringkat dari lembaga ESG Rating Sustainalytics," ungkap Fadjar dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/1/2024).

Dia m,enyebutkan, skor ESG Pertamina pada akhir 2023 naik menjadi 20,7 (Medium Risk) dari sebelumnya 22,1. Skor Sustainalytics yang lebih rendah ini mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik. Capaian ini, imbuh Fadjar, merupakan wujud nyata dukungan Pertamina terhadap target pemerintah mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.



"Dalam mendukung kinerja ESG, Pertamina menjalankan dua pilar yaitu dekarbonisasi emisi dari aktivitas bisnis dan membangun bisnis hijau yang menghasilkan energi bersih dan ramah lingkungan," jelasnya. Pertamina, kata Fadjar, terus menjalankan berbagai inovasi dekarbonisasi dengan memproduksi energi ramah lingkungan yang berdampak positif bagi kinerja ESG perusahaan.

Dia mengatakan, inovasi penting yang dijalankan Pertamina dalam dekarbonisasi antara lain adalah implementasi teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan melakukan injeksi perdana C02 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang Field, Indramayu, Jawa Barat serta Lapangan Sukowati Bojonegoro, Jawa Timur. Potensi dekarbonisasi juga tersebar di beberapa lapangan migas lainnya, yang saat ini tengah dalam tahap studi.

“Indonesia memiliki potensi besar dalam CCS/CCUS dan bisa menjadi arah bisnis Pertamina di masa depan,” tegasnya.

Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More