Tahun Ini LPKR Optimistis Kinerja Sektor Perhotelan Kian Positif
Selasa, 23 Januari 2024 - 13:05 WIB
JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) optimistis bisnis perhotelan semakin bertumbuh seiring dengan sentimen Pemilu 2024 yang meningkatkan kebutuhan akomodasi. Kinerja hotel LPKR di segmen lifestyle cenderung bertumbuh. Hal ini terlihat dari performa pada tahun 2023.
Melalui brand Aryaduta, LPKR saat ini mengelola 10 hotel. Pada 2023, okupansi hotel mencapai 66%, naik dari 64% pada 2022, dan 51% pada 2021. Raihan tahun lalu itu hanya 7% di bawah okupansi sebelum Covid-19, yakni 71% pada 2019.
Dari sisi pendapatan, LPKR mencatatkan pendapatan hotel naik 23% pada 2023 menjadi Rp317 miliar dari 2022 yang sebesar Rp257 miliar dan 2021 sebanyak Rp170 miliar. EBITDA juga tumbuh 28% menjadi Rp119 miliar pada 2023. Dari sebelumnya Rp93 miliar pada 2022 dan Rp30 miliar pada 2021.
Group CEO LPKR John Riady mengatakan, pertumbuhan bisnis hotel ditopang tren menginap saat liburan sekolah, serta acara MICE dari pemerintah dan swasta. Bisnis hotel juga telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kinerja operasional sebagai tanda pemulihan pasca-pandemi yang kuat.
”Di bisnis hotel, LPKR fokus pada segmen keluarga, pebisnis, dan wisatawan, sambil mempertahankan upaya untuk meningkatkan pendapatan dalam acara sosial, pertemuan, dan pernikahan,” katanya dalam siaran pers, Selasa (23/1/2024).
Sebelumnya perusahan riset properti Cushman & Wakefield Indonesia memprediksi okupansi hotel di Jakarta akan mencatatkan tren positif tahun ini seiring dengan adanya Pemilu 2024 .
Direktur Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo mengatakan, tingkat kekosongan kamar hotel di akhir 2023 terus menurun ke posisi 40% untuk sejumlah jenis kamar hotel. Selain itu, tingkat kekosongan kamar secara keseluruhan selama tahun politik diprediksi terus membaik di level 34%.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno juga meyakini Pemilu 2024 akan memberikan dampak pemulihan industri pariwisata dalam negeri dan meningkatkan okupansi hotel. Menurutnya, peran pemilu terhadap industri perhotelan sangat besar disebabkan ada banyak pergerakan masyarakat. Pergerakan masyarakat yang masif di saat pemilu akan memicu kebutuhan fasilitas akomodasi.
Melalui brand Aryaduta, LPKR saat ini mengelola 10 hotel. Pada 2023, okupansi hotel mencapai 66%, naik dari 64% pada 2022, dan 51% pada 2021. Raihan tahun lalu itu hanya 7% di bawah okupansi sebelum Covid-19, yakni 71% pada 2019.
Dari sisi pendapatan, LPKR mencatatkan pendapatan hotel naik 23% pada 2023 menjadi Rp317 miliar dari 2022 yang sebesar Rp257 miliar dan 2021 sebanyak Rp170 miliar. EBITDA juga tumbuh 28% menjadi Rp119 miliar pada 2023. Dari sebelumnya Rp93 miliar pada 2022 dan Rp30 miliar pada 2021.
Group CEO LPKR John Riady mengatakan, pertumbuhan bisnis hotel ditopang tren menginap saat liburan sekolah, serta acara MICE dari pemerintah dan swasta. Bisnis hotel juga telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kinerja operasional sebagai tanda pemulihan pasca-pandemi yang kuat.
”Di bisnis hotel, LPKR fokus pada segmen keluarga, pebisnis, dan wisatawan, sambil mempertahankan upaya untuk meningkatkan pendapatan dalam acara sosial, pertemuan, dan pernikahan,” katanya dalam siaran pers, Selasa (23/1/2024).
Sebelumnya perusahan riset properti Cushman & Wakefield Indonesia memprediksi okupansi hotel di Jakarta akan mencatatkan tren positif tahun ini seiring dengan adanya Pemilu 2024 .
Direktur Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo mengatakan, tingkat kekosongan kamar hotel di akhir 2023 terus menurun ke posisi 40% untuk sejumlah jenis kamar hotel. Selain itu, tingkat kekosongan kamar secara keseluruhan selama tahun politik diprediksi terus membaik di level 34%.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno juga meyakini Pemilu 2024 akan memberikan dampak pemulihan industri pariwisata dalam negeri dan meningkatkan okupansi hotel. Menurutnya, peran pemilu terhadap industri perhotelan sangat besar disebabkan ada banyak pergerakan masyarakat. Pergerakan masyarakat yang masif di saat pemilu akan memicu kebutuhan fasilitas akomodasi.
(poe)
tulis komentar anda