Masih Perang Lawan Ukraina, Rusia Kantongi Rp702,9 Triliun dari Ekspor Pangan
Sabtu, 27 Januari 2024 - 20:09 WIB
MOSKOW - Ekspor pertanian Rusia tahun 2023 diproyeksikan bakal mencetak rekor pendapatan, dibandingkan periode sebelumnya. Perkiraan awal ini disampaikan oleh Menteri Pertanian atau Mentan Rusia, Dmitry Patrushev.
Berbicara pada pertemuan tingkat menteri pada tengah pekan lalu, Patrushev menerangkan, bahwa penjualan produk pertanian lintas batas membawa Moskow lebih dari USD45 miliar atau setara Rp702,9 triliun (Kurs Rp15.620 per USD) pada tahun 2023. Dia mencatat, bahwa angka tersebut kemungkinan akan terus meningkat setelah perhitungan akhir dibuat.
"Indikator produksi telah memungkinkan Rusia untuk menegaskan kembali statusnya sebagai pengekspor bersih produk pertanian," kata Patrushev mengutip dari layanan pers kementerian.
Menteri mencatat, bahwa panen biji-bijian Rusia pada tahun lalu mencapai 147 juta ton, kurang sedikit lagi dari rekor 157 juta yang dicapai pada 2022. Produksi susu meningkat 500.000 ton, dan produksi daging melonjak 300.000 ton.
Sedangkan produksi ikan mencapai level tertinggi dalam 30 tahun, yaitu 5,3 juta ton. Produksi salmon sangat tinggi di angka lebih dari 600.000 ton, menjadikan Rusia produsen salmon top dunia.
Kementerian Pertanian Rusia sebelumnya memperkirakan bahwa biji-bijian Rusia untuk ekspor musim tanam tahun ini bisa mencapai 60 juta ton.
Seperti diketahui, Rusia telah menjadi pengekspor biji-bijian terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir berkat panen raya dan harga yang menarik, meski dihantam sanksi Barat yang telah menghambat perdagangan luar negeri negara itu. Rusia juga memasok biji-bijian ke sejumlah negara Afrika yang menghadapi kerawanan pangan.
Sementara itu Kementan Rusia belum mempublikasikan data tentang rincian geografis ekspor pertanian Rusia pada tahun 2023. Pada tahun 2022, tujuan teratas ekspor Rusia yakni adalah China, Turki, Uni Eropa, Kazakhstan, Belarus, Korea Selatan, dan Mesir.
Berbicara pada pertemuan tingkat menteri pada tengah pekan lalu, Patrushev menerangkan, bahwa penjualan produk pertanian lintas batas membawa Moskow lebih dari USD45 miliar atau setara Rp702,9 triliun (Kurs Rp15.620 per USD) pada tahun 2023. Dia mencatat, bahwa angka tersebut kemungkinan akan terus meningkat setelah perhitungan akhir dibuat.
"Indikator produksi telah memungkinkan Rusia untuk menegaskan kembali statusnya sebagai pengekspor bersih produk pertanian," kata Patrushev mengutip dari layanan pers kementerian.
Menteri mencatat, bahwa panen biji-bijian Rusia pada tahun lalu mencapai 147 juta ton, kurang sedikit lagi dari rekor 157 juta yang dicapai pada 2022. Produksi susu meningkat 500.000 ton, dan produksi daging melonjak 300.000 ton.
Sedangkan produksi ikan mencapai level tertinggi dalam 30 tahun, yaitu 5,3 juta ton. Produksi salmon sangat tinggi di angka lebih dari 600.000 ton, menjadikan Rusia produsen salmon top dunia.
Kementerian Pertanian Rusia sebelumnya memperkirakan bahwa biji-bijian Rusia untuk ekspor musim tanam tahun ini bisa mencapai 60 juta ton.
Seperti diketahui, Rusia telah menjadi pengekspor biji-bijian terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir berkat panen raya dan harga yang menarik, meski dihantam sanksi Barat yang telah menghambat perdagangan luar negeri negara itu. Rusia juga memasok biji-bijian ke sejumlah negara Afrika yang menghadapi kerawanan pangan.
Sementara itu Kementan Rusia belum mempublikasikan data tentang rincian geografis ekspor pertanian Rusia pada tahun 2023. Pada tahun 2022, tujuan teratas ekspor Rusia yakni adalah China, Turki, Uni Eropa, Kazakhstan, Belarus, Korea Selatan, dan Mesir.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda