Stafsus KSAD Dorong Masyarakat Manfaatkan Limbah Tepung Aren untuk Co-firing PLTU
Kamis, 15 Februari 2024 - 21:35 WIB
JAKARTA - Staf Khusus KSAD Brigjen TNI Amping Bujasar Tangdilintin menegaskan dukungannya atas pemanfaatan serbuk limbah tepung aren sebagai sumber energi terbarukan untuk co-firing PLTU. Hal itu diungkapkannya di sela acara pengiriman perdana serbuk limbah aren untuk uji bakar co-firing di PLTU Indramayu, di Dusun Sarayuda, Desa Kertaharja, Cijeungjing, Ciamis, Senin (12/2) lalu.
"Kami harap, pemanfaatan limbah pengolahan tepung aren ini bisa berkontribusi dalam upaya pemerintah mencapai NZE," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (15/2/2024).
Amping mengatakan, pihaknya sangat mendukung program pengurangan emisi yang tengah dilakukan PLN dan pemerintah. Hal itu, tegas dia, penting untuk menghadapi isu pemanasan global yang menjadi ancaman nyata yang sedang dihadapi dunia. Semua pihak, tegas dia, harus bahu membahu untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) yang sudah dicanangkan pemerintah.
"Satu di antara cara yang paling efektif, kata dia, adalah cofiring PLTU yang dilakukan PLN dengan memanfaatkan energi terbarukan biomassa," tuturnya.
Dia menambahkan, pemanfaatan serbuk limbah pengolahan tepung aren juga sebagai bukti jika program co-firing biomassa tidak membabat hutan. Sebaliknya, imbuh dia, justru jadi salah satu solusi dalam menangani pencemaran lingkungan dari limbah.
Hal senada juga dikatakan Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko. Dia menerangkan bahwa limbah pengolahan tepung aren yang sudah ditumpuk selama puluhan tahun tersebut akan menghasilkan gas metana. Menurut dia, dalam hal emisi gas rumah kaca, metana berkali-kali lipat lebih berbahaya dibandingkan CO2.
"Terlebih, dalam rantai pasok biomassa selalu melibatkan masyarakat sekitar jadi akan ada sirkular ekonomi. Dampak lainnya, tentu saja adalah pengurangan emisi untuk mencapai NZE seperti yang dicanangkan pemerintah," ucapnya.
Dijelaskan Antonius, uji bakar adalah fase awal sebelum dilakukan implementasi co-firing di PLTU. Nantinya, hasil uji bakar akan dianalisa lebih dulu sebelum akhirnya diputuskan apakah serbuk limbah pengolahan tepung aren bisa digunakan langsung atau perlu diolah lebih lanjut untuk implementasi cofiring PLTU.
"Kami harap, pemanfaatan limbah pengolahan tepung aren ini bisa berkontribusi dalam upaya pemerintah mencapai NZE," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (15/2/2024).
Amping mengatakan, pihaknya sangat mendukung program pengurangan emisi yang tengah dilakukan PLN dan pemerintah. Hal itu, tegas dia, penting untuk menghadapi isu pemanasan global yang menjadi ancaman nyata yang sedang dihadapi dunia. Semua pihak, tegas dia, harus bahu membahu untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) yang sudah dicanangkan pemerintah.
"Satu di antara cara yang paling efektif, kata dia, adalah cofiring PLTU yang dilakukan PLN dengan memanfaatkan energi terbarukan biomassa," tuturnya.
Dia menambahkan, pemanfaatan serbuk limbah pengolahan tepung aren juga sebagai bukti jika program co-firing biomassa tidak membabat hutan. Sebaliknya, imbuh dia, justru jadi salah satu solusi dalam menangani pencemaran lingkungan dari limbah.
Hal senada juga dikatakan Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko. Dia menerangkan bahwa limbah pengolahan tepung aren yang sudah ditumpuk selama puluhan tahun tersebut akan menghasilkan gas metana. Menurut dia, dalam hal emisi gas rumah kaca, metana berkali-kali lipat lebih berbahaya dibandingkan CO2.
"Terlebih, dalam rantai pasok biomassa selalu melibatkan masyarakat sekitar jadi akan ada sirkular ekonomi. Dampak lainnya, tentu saja adalah pengurangan emisi untuk mencapai NZE seperti yang dicanangkan pemerintah," ucapnya.
Dijelaskan Antonius, uji bakar adalah fase awal sebelum dilakukan implementasi co-firing di PLTU. Nantinya, hasil uji bakar akan dianalisa lebih dulu sebelum akhirnya diputuskan apakah serbuk limbah pengolahan tepung aren bisa digunakan langsung atau perlu diolah lebih lanjut untuk implementasi cofiring PLTU.
tulis komentar anda