Harga Beras Naik Gila-gilaan, Jokowi Salahkan Cuaca
Senin, 19 Februari 2024 - 20:22 WIB
TANGERANG - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) membeberkan sebab utama kenaikan harga beras 'gila-gilaan' di pasaran baik tradisional maupun ritel modern. Menurutnya, kenaikan harga pangan pokok ini dipicu oleh gagal panen sejak 2023 lalu.
Presiden menjelaskan, gagal panen di sejumlah wilayah terjadi karena adanya El Nino. Sehingga fenomena tersebut berdampak buruk pada sektor pertanian di Tanah Air, salah satunya padi.
Dampak buruknya, jumlah produksi menjadi menurun. Sementara kebutuhan konsumsi masyarakat cenderung tetap atau bahkan mengalami peningkatan. Dia menyebut kenaikan harga beras tidak saja terjadi di Indonesia, namun juga di banyak negara-negara.
"(Kenaikan harga) disebabkan oleh adanya perubahan iklim, perubahan cuaca, sehingga banyak yang gagal panen padahal yang makan tetap, produksinya berkurang, sehingga harganya menjadi naik," ujar Presiden di Kota Tangerang Selatan, Senin (19/2/2024).
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Presiden memastikan bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram (Kg) tetap digelontorkan pemerintah kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Harapannya, bansos beras bisa meringankan masyarakat tak mampu.
"Bapak ibu sekalian, kenapa pemerintah memberikan beras 10 kg setiap bulan kepada masyarakat? Karena harga beras di seluruh dunia saat ini mengalami kenaikan harga, tidak hanya di Indonesia saja. Dan pemerintah memberikan bantuan beras ini agar meringankan bapak ibu semuanya," jelasnya.
Jokowi hadir langsung dalam kegiatan penyaluran bantuan pangan beras di Kota Tangerang Selatan hari ini Senin (19/2/2024). Dia menegaskan bahwa program beras ini merupakan salah satu solusi dalam menghadapi situasi beras tengah mengalami fluktuasi harga.
Presiden menjelaskan, gagal panen di sejumlah wilayah terjadi karena adanya El Nino. Sehingga fenomena tersebut berdampak buruk pada sektor pertanian di Tanah Air, salah satunya padi.
Dampak buruknya, jumlah produksi menjadi menurun. Sementara kebutuhan konsumsi masyarakat cenderung tetap atau bahkan mengalami peningkatan. Dia menyebut kenaikan harga beras tidak saja terjadi di Indonesia, namun juga di banyak negara-negara.
"(Kenaikan harga) disebabkan oleh adanya perubahan iklim, perubahan cuaca, sehingga banyak yang gagal panen padahal yang makan tetap, produksinya berkurang, sehingga harganya menjadi naik," ujar Presiden di Kota Tangerang Selatan, Senin (19/2/2024).
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Presiden memastikan bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram (Kg) tetap digelontorkan pemerintah kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Harapannya, bansos beras bisa meringankan masyarakat tak mampu.
"Bapak ibu sekalian, kenapa pemerintah memberikan beras 10 kg setiap bulan kepada masyarakat? Karena harga beras di seluruh dunia saat ini mengalami kenaikan harga, tidak hanya di Indonesia saja. Dan pemerintah memberikan bantuan beras ini agar meringankan bapak ibu semuanya," jelasnya.
Jokowi hadir langsung dalam kegiatan penyaluran bantuan pangan beras di Kota Tangerang Selatan hari ini Senin (19/2/2024). Dia menegaskan bahwa program beras ini merupakan salah satu solusi dalam menghadapi situasi beras tengah mengalami fluktuasi harga.
(nng)
tulis komentar anda