Program Rice Cooker Gratis Rp347 M Gagal Capai Target, Anggarannya ke Mana?
Rabu, 21 Februari 2024 - 18:20 WIB
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan program bagi-bagi rice cooker gratis tidak mencapai target.
Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Jisman P Hutajulu mengungkapkan, program bagi-bagi rice cooker gratis hanya tersalurkan 342.621 unit atau 68,5 persen dari target awal 500 ribu unit. Sisa dana penyaluran yang tidak terpakai itupun telah dikembalikan lagi kepada negara.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menganggarkan program rice cooker gratis Rp 347,5 miliar untuk 500 ribu rumah tangga. Anggaran tersebut bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Tahun 2023.
"Sudah disalurkan 342 ribu, sisanya dikembalikan ke negara. Nanti kita lihat apakah tahun ini mau dilanjutkan atau tidak," jelas Jisman ketika ditemui di kawasan Senayan, Rabu (21/2/2024).
Dia mengungkapkan alasan rice cooker gratis tidak mencapai target awal yaitu karena waktu yang terlalu sempit. Dengan demikian, demi implementasi Good Corporate Governance (GCG), anggarannya perlu dikembalikan kembali.
"Karena waktunya sempit kemarin, datanya juga kita perlu GCG dong jadi kita jangan sembarangan dengan data. Jadi itu frame yang bisa diverifikasi di lapangan, ada secara administrasi sudah didukung untuk bisa kita berikan," terangnya.
Dia mengaku belum bisa menyebutkan apakah program tersebut akan dilanjutkan kembali di tahun ini atau akan diganti kepada Alat Masak Listrik (AML) lain seperti kompor listrik.
Sebagai informasi, persebaran rice cooker gratis ini mencakup 36 provinsi, 325 kab/kota, 2460 kecamatan, dan 12.961 desa/kelurahan. Penerima terbanyak berada di Pulau Jawa dan Bali dengan persentase 56,3 persen, yaitu 192.890 penerima.
Kemudian, Sumatera 17,82 persen dengan 61.040 penerima, Kalimantan 10,3 persen dengan 35.307 penerima, Sulawesi 10,7 persen dengan 36.648 penerima, Nusa Tenggara 2,18 persen dengan 7.459 penerima, Maluku 1,65 persen dengan 5.640 penerima, dan Papua 1,06 persen dengan 3.637 penerima.
Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Jisman P Hutajulu mengungkapkan, program bagi-bagi rice cooker gratis hanya tersalurkan 342.621 unit atau 68,5 persen dari target awal 500 ribu unit. Sisa dana penyaluran yang tidak terpakai itupun telah dikembalikan lagi kepada negara.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menganggarkan program rice cooker gratis Rp 347,5 miliar untuk 500 ribu rumah tangga. Anggaran tersebut bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Tahun 2023.
"Sudah disalurkan 342 ribu, sisanya dikembalikan ke negara. Nanti kita lihat apakah tahun ini mau dilanjutkan atau tidak," jelas Jisman ketika ditemui di kawasan Senayan, Rabu (21/2/2024).
Dia mengungkapkan alasan rice cooker gratis tidak mencapai target awal yaitu karena waktu yang terlalu sempit. Dengan demikian, demi implementasi Good Corporate Governance (GCG), anggarannya perlu dikembalikan kembali.
"Karena waktunya sempit kemarin, datanya juga kita perlu GCG dong jadi kita jangan sembarangan dengan data. Jadi itu frame yang bisa diverifikasi di lapangan, ada secara administrasi sudah didukung untuk bisa kita berikan," terangnya.
Dia mengaku belum bisa menyebutkan apakah program tersebut akan dilanjutkan kembali di tahun ini atau akan diganti kepada Alat Masak Listrik (AML) lain seperti kompor listrik.
Sebagai informasi, persebaran rice cooker gratis ini mencakup 36 provinsi, 325 kab/kota, 2460 kecamatan, dan 12.961 desa/kelurahan. Penerima terbanyak berada di Pulau Jawa dan Bali dengan persentase 56,3 persen, yaitu 192.890 penerima.
Kemudian, Sumatera 17,82 persen dengan 61.040 penerima, Kalimantan 10,3 persen dengan 35.307 penerima, Sulawesi 10,7 persen dengan 36.648 penerima, Nusa Tenggara 2,18 persen dengan 7.459 penerima, Maluku 1,65 persen dengan 5.640 penerima, dan Papua 1,06 persen dengan 3.637 penerima.
(nng)
tulis komentar anda