Deretan Negara dengan Ekonomi Terbesar yang Terkena Resesi

Selasa, 27 Februari 2024 - 14:32 WIB

2. Inggris



Perekonomian Inggris juga dilaporkan alami kontraksi pada kuartal III dan IV tahun 2023. Ekonomi Inggris mengalami kesulitan untuk pulih dari dampak yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19, terutama karena naiknya harga energi. Terpantau banyak laporan tentang meningkatnya jumlah warga miskin di Inggris.

Inggris berada dalam resesi jika PDB turun selama dua periode tiga bulan berturut-turut – yang dikenal sebagai triwulan. Angka terbaru menunjukkan bahwa perekonomian menyusut 0,3% antara Oktober dan Desember 2023.

Hal ini terjadi setelah sebelumnya juga terjadi penurunan sebesar 0,1% antara bulan Juli dan September dan berarti perekonomian mengalami resesi pada akhir tahun 2023.

Resesi terakhir dirasakan Inggris terjadi pada tahun 2020 lalu, saat puncak pandemi virus corona. Penurunan tersebut hanya berlangsung selama enam bulan, meskipun ada penurunan sebesar 20,4% yang tercatat antara bulan April dan Juni 2020, dimana merupakan penurunan terbesar yang pernah tercatat.

Selain itu resesi sebelumnya yang dialami Inggris dimulai pada tahun 2008 sebagai akibat dari krisis keuangan global, dan berlangsung selama lima kuartal, atau 15 bulan. Inggris telah menjadi salah satu anggota terlemah dalam kelompok G7 -negara dengan perekonomian terbesar di dunia-.

Ekonomi Global Tak Baik-baik Saja

Gejolak perekonomian global saat ini telah membawa beberapa negara tidak hanya Inggris dan Jepang masuk ke jurang resesi pada awal tahun 2024. Beberapa negara pun juga menyusul resesi Inggris dan Jepang.

Ada Denmark yang mengalami penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0,3% pada kuartal ketiga, menyusul penurunan serupa pada kuartal sebelumnya. Penguatan sektor farmasi sebelumnya kuat telah menutupi kelemahan ekonomi di negara ini.

Lalu ada juga Finlandia mengalami resesi teknis karena PDB kuartal IV-2023 turun sebesar 0,4%, menandai penurunan 1,3% dari tahun ke tahun. Kuartal ketiga juga melemah sebesar 0,7%, menghasilkan penurunan 0,5% dari tahun ke tahun untuk keseluruhan 2023.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More