Naik 220%, PLN EPI Akan Pasok 2,2 Juta Ton Biomassa di 2024
Jum'at, 01 Maret 2024 - 17:42 WIB
JAKARTA - Subholding PLN Energi Primer Indonesia ( PLN EPI ) tahun ini akan memasok 2,2 juta ton biomassa untuk kebutuhan 47 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN Grup. Volume pasokan biomassa ini naik 220% dibandingkan realisasi pasokan pada tahun 2023 yang sebesar 1 juta ton.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan mengatakan, kebutuhan biomassa dari tahun ke tahun memang terus meningkat. Biomassa ini digunakan untuk mengurangi porsi penggunaan energi fosil dan mereduksi emisi dari PLTU.
"Tahun ini kami akan memasok biomassa di 47 PLTU milik PLN Grup dengan total kebutuhan mencapai 2,2 juta ton. Ini naik signifikan dibandingkan realisasi tahun 2023," ujar Mamit di Jakarta, Jumat (1/3/2024).
Kendati penggunaan biomassa naik signifikan, Mamit menegaskan bahwa hal itu tak akan mengerek biaya pokok produksi pembangkit. Sebab, jelas dia, harga biomassa terbilang cukup terjangkau, setara dengan batu bara sehingga sangat ekonomis untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif bagi pembangkit.
"Saat ini harga batu bara sekitar USD5-6 sen per kilo Watt hour (kWh). Biomassa juga setara dengan itu. Jika dibandingkan dengan EBT lain, biomassa ini yang paling murah," jelasnya.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan biomassa untuk pembangkit, lanjut Mamit, reduksi emisi yang timbul dari PLTU juga meningkat drastis. Dari penggunaan biomassa sebesar 2,2 juta ton ditahun ini, kata dia, reduksi emisi yang terjadi ditargetkan bisa mencapai 2,4 juta ton CO2, naik dua kali lipat lebih dibandingkan realisasi penurunan emisi pada tahun 2023 yang sebesar 1,05 juta ton CO2.
Lebih lanjut, Mamit mengatakan bahwa di tahun berikutnya, akan ada 52 PLTU yang menggunakan biomassa. Sementara, total kebutuhan biomassa juga melejit hingga 10,2 juta ton biomassa. Untuk bisa menjaga pasokan, kata dia, berbagai upaya dilakukan oleh PLN EPI.
"PLN EPI telah melakukan pemetaan digital untuk mengindentifikasi potensi biomassa yang mendukung perencanaan pasokan sebesar 2,2 juta ton pada tahun 2024 dan 10,2 juta ton pada tahun 2025," ujarnya.
Untuk pemenuhan kebutuhan biomassa di masa mendatang, Mamit mengatakan bahwa PLN telah melakukan berbagai langkah. Salah satunya, pada Februari 2023 lalu PLN EPI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DIY, Keraton Yogyakarta, dan masyarakat Gunung Kidul, memanfaatkan lahan seluas 30 ha untuk penanaman 50.000 pohon dan pembibitan.
"Target panen perdana tahun 2025 sebanyak 25 ton per hektare per tahun. Langkah ini juga mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui dampak ekonomi sirkular yang dijalankan," pungkasnya.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan mengatakan, kebutuhan biomassa dari tahun ke tahun memang terus meningkat. Biomassa ini digunakan untuk mengurangi porsi penggunaan energi fosil dan mereduksi emisi dari PLTU.
"Tahun ini kami akan memasok biomassa di 47 PLTU milik PLN Grup dengan total kebutuhan mencapai 2,2 juta ton. Ini naik signifikan dibandingkan realisasi tahun 2023," ujar Mamit di Jakarta, Jumat (1/3/2024).
Kendati penggunaan biomassa naik signifikan, Mamit menegaskan bahwa hal itu tak akan mengerek biaya pokok produksi pembangkit. Sebab, jelas dia, harga biomassa terbilang cukup terjangkau, setara dengan batu bara sehingga sangat ekonomis untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif bagi pembangkit.
"Saat ini harga batu bara sekitar USD5-6 sen per kilo Watt hour (kWh). Biomassa juga setara dengan itu. Jika dibandingkan dengan EBT lain, biomassa ini yang paling murah," jelasnya.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan biomassa untuk pembangkit, lanjut Mamit, reduksi emisi yang timbul dari PLTU juga meningkat drastis. Dari penggunaan biomassa sebesar 2,2 juta ton ditahun ini, kata dia, reduksi emisi yang terjadi ditargetkan bisa mencapai 2,4 juta ton CO2, naik dua kali lipat lebih dibandingkan realisasi penurunan emisi pada tahun 2023 yang sebesar 1,05 juta ton CO2.
Lebih lanjut, Mamit mengatakan bahwa di tahun berikutnya, akan ada 52 PLTU yang menggunakan biomassa. Sementara, total kebutuhan biomassa juga melejit hingga 10,2 juta ton biomassa. Untuk bisa menjaga pasokan, kata dia, berbagai upaya dilakukan oleh PLN EPI.
"PLN EPI telah melakukan pemetaan digital untuk mengindentifikasi potensi biomassa yang mendukung perencanaan pasokan sebesar 2,2 juta ton pada tahun 2024 dan 10,2 juta ton pada tahun 2025," ujarnya.
Untuk pemenuhan kebutuhan biomassa di masa mendatang, Mamit mengatakan bahwa PLN telah melakukan berbagai langkah. Salah satunya, pada Februari 2023 lalu PLN EPI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DIY, Keraton Yogyakarta, dan masyarakat Gunung Kidul, memanfaatkan lahan seluas 30 ha untuk penanaman 50.000 pohon dan pembibitan.
"Target panen perdana tahun 2025 sebanyak 25 ton per hektare per tahun. Langkah ini juga mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui dampak ekonomi sirkular yang dijalankan," pungkasnya.
(fjo)
tulis komentar anda