Inflasi Argentina Tembus 254%, Warga Makan dari Tong Sampah
Rabu, 13 Maret 2024 - 14:18 WIB
JAKARTA - Tingkat inflasi tahunan Argentina telah mencapai titik tertinggi dalam tiga dekade terakhir yaitu 254,2%, bahkan ketika laju bulan ke bulan sedikit mendingin, karena Presiden Javier Milei memulai sebuah pertarungan berisiko tinggi untuk menjinakkan tekanan-tekanan harga yang akan menentukan nasib ekonomi dari masa kepresidenannya.
Milei, seorang ekonom libertarian, terpilih pada bulan November dengan janji untuk mengakhiri krisis inflasi kronis di negara Amerika Selatan ini. Ia mengatakan bulan lalu bahwa tingkat inflasi di bulan Januari di bawah 25% akan menjadi alasan untuk merayakannya dan sebuah tanda keberhasilan strateginya, yang berpusat pada pemangkasan pengeluaran untuk mengakhiri ketergantungan Argentina pada pencetakan uang.
Data yang diterbitkan oleh badan statistik negara tersebut pada hari Rabu mengkonfirmasi bahwa kenaikan dari bulan sebelumnya adalah 20,6% pada bulan Januari, sedikit lebih rendah daripada bulan Desember, ketika harga naik 25,5% setelah devaluasi tajam peso Argentina oleh Milei dan berakhirnya perjanjian pengendalian harga yang berasal dari pemerintah sebelumnya.
Para analis mengatakan bahwa penyesuaian fiskal Milei telah membantu menahan inflasi. Namun, rem yang lebih besar pada kenaikan harga adalah timbulnya resesi di Argentina, yang IMF perkirakan akan menyusutkan PDB sebesar 2,8% tahun ini.
"Kita masih berada di tahap pertama di sini," kata Amilcar Collante, seorang profesor ekonomi di La Plata National University dikutip Financial Times, Rabu (13/3/2024).
Data yang diterbitkan oleh badan statistik negara tersebut pada hari Rabu mengkonfirmasi bahwa kenaikan dari bulan sebelumnya adalah 20,6% di bulan Januari, sedikit lebih rendah daripada di bulan Desember, ketika harga-harga naik 25,5% setelah devaluasi tajam Milei terhadap peso Argentina dan berakhirnya perjanjian kontrol harga yang berasal dari pemerintah sebelumnya. Para analis mengatakan bahwa penyesuaian fiskal Milei telah membantu menahan inflasi. Namun, rem yang lebih besar pada kenaikan harga adalah timbulnya resesi di Argentina, yang IMF perkirakan akan menyusutkan PDB sebesar 2,8% tahun ini.
"Kita masih berada di tahap pertama di sini," kata Amilcar Collante, seorang profesor ekonomi di La Plata National University.
Berdasarkan laporan bulan lalu, dikutip dari Reuters, angka kemiskinan mendekati 60% jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya di angka 40%. Hal ini memicu kemarahan rakyat karena mereka semakin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
"Kami punya beberapa wadah di belakang tempat sampah untuk dibuang. Saat Anda keluar membawa kotak, sekitar 20 orang mendatangimu untuk melihat apa yang bisa mereka ambil untuk dimakan," ungkap Sandra Boluch, seorang penjual sayuran dan buah-buahan di Buenos Aires.
Milei, seorang ekonom libertarian, terpilih pada bulan November dengan janji untuk mengakhiri krisis inflasi kronis di negara Amerika Selatan ini. Ia mengatakan bulan lalu bahwa tingkat inflasi di bulan Januari di bawah 25% akan menjadi alasan untuk merayakannya dan sebuah tanda keberhasilan strateginya, yang berpusat pada pemangkasan pengeluaran untuk mengakhiri ketergantungan Argentina pada pencetakan uang.
Data yang diterbitkan oleh badan statistik negara tersebut pada hari Rabu mengkonfirmasi bahwa kenaikan dari bulan sebelumnya adalah 20,6% pada bulan Januari, sedikit lebih rendah daripada bulan Desember, ketika harga naik 25,5% setelah devaluasi tajam peso Argentina oleh Milei dan berakhirnya perjanjian pengendalian harga yang berasal dari pemerintah sebelumnya.
Para analis mengatakan bahwa penyesuaian fiskal Milei telah membantu menahan inflasi. Namun, rem yang lebih besar pada kenaikan harga adalah timbulnya resesi di Argentina, yang IMF perkirakan akan menyusutkan PDB sebesar 2,8% tahun ini.
"Kita masih berada di tahap pertama di sini," kata Amilcar Collante, seorang profesor ekonomi di La Plata National University dikutip Financial Times, Rabu (13/3/2024).
Data yang diterbitkan oleh badan statistik negara tersebut pada hari Rabu mengkonfirmasi bahwa kenaikan dari bulan sebelumnya adalah 20,6% di bulan Januari, sedikit lebih rendah daripada di bulan Desember, ketika harga-harga naik 25,5% setelah devaluasi tajam Milei terhadap peso Argentina dan berakhirnya perjanjian kontrol harga yang berasal dari pemerintah sebelumnya. Para analis mengatakan bahwa penyesuaian fiskal Milei telah membantu menahan inflasi. Namun, rem yang lebih besar pada kenaikan harga adalah timbulnya resesi di Argentina, yang IMF perkirakan akan menyusutkan PDB sebesar 2,8% tahun ini.
"Kita masih berada di tahap pertama di sini," kata Amilcar Collante, seorang profesor ekonomi di La Plata National University.
Berdasarkan laporan bulan lalu, dikutip dari Reuters, angka kemiskinan mendekati 60% jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya di angka 40%. Hal ini memicu kemarahan rakyat karena mereka semakin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
"Kami punya beberapa wadah di belakang tempat sampah untuk dibuang. Saat Anda keluar membawa kotak, sekitar 20 orang mendatangimu untuk melihat apa yang bisa mereka ambil untuk dimakan," ungkap Sandra Boluch, seorang penjual sayuran dan buah-buahan di Buenos Aires.
(nng)
tulis komentar anda