Kebutuhan Green Job Diproyeksikan Capai 4,4 Juta di 2030
Selasa, 19 Maret 2024 - 22:57 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari mengatakan kebutuhan green job diproyeksikan mencapai 4,4 juta pada 2030, sehingga pihaknya terus beradaptasi dengan kebutuhan dunia kerja yang salah satunya dengan membuat pelatihan green skills.
"Prakerja punya pelatihan green skills seperti sustainability reporting, carbon accounting, modifikasi sepeda motor menjadi motor listrik, pupuk ramah lingkungan, pengolahan sampah dan lainnya," kata Denni saat memberikan sambutan dalam Webinar Go Green Get Skills: Menjawab Peluang Green Job, di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Menurut dia program kartu prakerja ingin mendorong lembaga pelatihan untuk terus bisa membuka mata, belajar, dan update mengenai tren pekerjaan dan keahlian yang dibutuhkan. Denni menambahkan, dalam mengembangkan green skills, investasi pada pelatihan menjadi kunci untuk mempersiapkan tenaga kerja yang mampu mendukung transisi Indonesia ke ekonomi hijau.
Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) sudah menyusun dan mempublikasikan Peta Okupasi Nasional Green Jobs dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Peta tersebut disusun sesuai jenis-jenis jabatan/okupasi/profesi yang ada di bidang ekonomi hijau, yakni energi terbarukan, pertanian, manufaktur, konstruksi, dan jasa (pariwisata).
Direktur Ketenagakerjaan PPN/Bappenas, Nur Hygiawati Rahayu menuturkan, peta jalan tersebut memiliki visi serta misi agar tercipta pekerjaan hijau yang berkualitas, produktif dan berdaya saing, sehingga dapat mendorong ekonomi hijau dalam mencapai Indonesia Emas 2045.
"Sebenarnya pemerintah sudah melihat green jobs ini sebagai peluang dan bukan hanya sekadar peluang, karena dari sisi regulasi dan kebijakan sudah ada dan ini harusnya banyak yang tangkap peluang ini. Secara ekosistem, dari sisi suplai perlu memiliki pemahaman mengenai green skills, serta kebutuhan dari perusahaan perlu tangkap juga peluang itu," ujar dia.
Direktur Program Koaksi Indonesia, Verena Puspawardani mengatakan, untuk mencari tahu industri apa saja yang berpotensi menghasilkan green jobs dapat dilihat dari deadline chart yang sudah diberikan oleh Taksonomi Keuangan Berkelanjutan di Indonesia.
Berdasarkan deadline chart itu juga bisa dilihat bahwa ekosistem Indonesia sudah mulai berkembang, dari adanya kebijakan green jobs itu sendiri, produk kebijakan tersebut, kemudian dari sisi pendidikan beserta keahliannya. Tak kalah penting, berkaitan dengan green jobs Prakerja juga sudah mulai mendorong lembaga-lembaga pendidikan untuk menyediakan skill atau keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, untuk terjun ke dunia kerja.
"Prakerja punya pelatihan green skills seperti sustainability reporting, carbon accounting, modifikasi sepeda motor menjadi motor listrik, pupuk ramah lingkungan, pengolahan sampah dan lainnya," kata Denni saat memberikan sambutan dalam Webinar Go Green Get Skills: Menjawab Peluang Green Job, di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Menurut dia program kartu prakerja ingin mendorong lembaga pelatihan untuk terus bisa membuka mata, belajar, dan update mengenai tren pekerjaan dan keahlian yang dibutuhkan. Denni menambahkan, dalam mengembangkan green skills, investasi pada pelatihan menjadi kunci untuk mempersiapkan tenaga kerja yang mampu mendukung transisi Indonesia ke ekonomi hijau.
Baca Juga
Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) sudah menyusun dan mempublikasikan Peta Okupasi Nasional Green Jobs dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Peta tersebut disusun sesuai jenis-jenis jabatan/okupasi/profesi yang ada di bidang ekonomi hijau, yakni energi terbarukan, pertanian, manufaktur, konstruksi, dan jasa (pariwisata).
Direktur Ketenagakerjaan PPN/Bappenas, Nur Hygiawati Rahayu menuturkan, peta jalan tersebut memiliki visi serta misi agar tercipta pekerjaan hijau yang berkualitas, produktif dan berdaya saing, sehingga dapat mendorong ekonomi hijau dalam mencapai Indonesia Emas 2045.
"Sebenarnya pemerintah sudah melihat green jobs ini sebagai peluang dan bukan hanya sekadar peluang, karena dari sisi regulasi dan kebijakan sudah ada dan ini harusnya banyak yang tangkap peluang ini. Secara ekosistem, dari sisi suplai perlu memiliki pemahaman mengenai green skills, serta kebutuhan dari perusahaan perlu tangkap juga peluang itu," ujar dia.
Direktur Program Koaksi Indonesia, Verena Puspawardani mengatakan, untuk mencari tahu industri apa saja yang berpotensi menghasilkan green jobs dapat dilihat dari deadline chart yang sudah diberikan oleh Taksonomi Keuangan Berkelanjutan di Indonesia.
Berdasarkan deadline chart itu juga bisa dilihat bahwa ekosistem Indonesia sudah mulai berkembang, dari adanya kebijakan green jobs itu sendiri, produk kebijakan tersebut, kemudian dari sisi pendidikan beserta keahliannya. Tak kalah penting, berkaitan dengan green jobs Prakerja juga sudah mulai mendorong lembaga-lembaga pendidikan untuk menyediakan skill atau keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, untuk terjun ke dunia kerja.
tulis komentar anda