PLN EPI Siap Kolaborasi dengan Mitra Gas Global demi Transisi Energi
Kamis, 21 Maret 2024 - 14:24 WIB
JAKARTA - Subholding PLN Energi Primer Indonesia ( PLN EPI ) membuka lebar ruang kolaborasi dalam pengembangan Liquified Natural Gas ( LNG ) di Indonesia sebagai langkah dalam mencapai transisi energi. Komitmen itu ditegaskan perusahaan dalam gelaran 18th LNG Supplies for Asian Markets 2024 di Singapura, Maret lalu.
PLN sebagai katalisator transisi energi di Indonesia telah merencanakan penambahan 80 Gigawatt (GW) energi listrik hingga tahun 2040. Kapasitas energi tersebut akan diisi oleh energi baru terbarukan (EBT) sebesar 75% atau setara 60 GW dan 25% atau sebesar 20 GW oleh energi gas.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menyampaikan bahwa keberadaan energi gas dalam roadmap transisi energi sangat vital. Gas bisa mendampingi penggunaan EBT yang memiliki kelemahan intermittensi atau ketidakmampuan memproduksi energi secara terus menerus. Pembangkit gas juga bisa direalisasikan dengan cepat, hanya dalam waktu 3-4 tahun.
"Pengembangan EBT dihadapkan pada tantangan intermitten, oleh karena itu sektor yang bisa kita akses ialah gas. Pembangkit gas juga tergolong sebagai pembangkit yang bisa dengan cepat dibangun tidak seperti hydro dan geothermal," jelas Iwan dalam keterangan resminya, Kamis (21/3/2024).
Ketergantungan PLN pada LNG juga dibutuhkan untuk mengompensasi penurunan produksi gas pipeline dalam negeri serta untuk memenuhi kebutuhan listrik yang meningkat. Untuk itu, kata dia, PLN tengah mengembangkan infrastruktur midstream LNG untuk menggantikan penggunaan solar atau bahan bakar fosil dan untuk melengkapi pengembangan EBT.
Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rahmad Dewanto menambahkan, PLN telah memilih skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED) sebagai skenario optimum untuk menurunkan emisi sekaligus menjaga baik kehandalan sistem maupun kelangsungan keuangan perusahaan.
"Lewat ARED akselerasi transisi energi Indonesia akan berjalan dengan agresif. Kami terus menyelaraskan pengembangan pembangkit listrik berbasis gas dengan lokasi tambahan permintaan tersebar di Indonesia," terangnya.
Rakhmad melanjutkan, bahwa sebagai satu-satunya entitas yang berinteraksi dengan pasar, PLN EPI terus mentransformasikan dirinya melalui optimalisasi kontrak dan infrastruktur. Selanjutnya PLN EPI terus meningkatkan transparansi, efisiensi dan fleksibilitas melalui kontrak multi destination contract.
"Sebagai soul of supply pasokan gas dan LNG untuk pembangkit listrik di Indonesia, kami siap untuk berkolaborasi dengan mitra gas global guna mendukung transisi energi di Indonesia," tandasnya.
Lihat Juga: Gotong Royong Bangun Jargas, Solusi Kurangi Beban Subsidi Energi lewat Optimalisasi Gas Domestik
PLN sebagai katalisator transisi energi di Indonesia telah merencanakan penambahan 80 Gigawatt (GW) energi listrik hingga tahun 2040. Kapasitas energi tersebut akan diisi oleh energi baru terbarukan (EBT) sebesar 75% atau setara 60 GW dan 25% atau sebesar 20 GW oleh energi gas.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menyampaikan bahwa keberadaan energi gas dalam roadmap transisi energi sangat vital. Gas bisa mendampingi penggunaan EBT yang memiliki kelemahan intermittensi atau ketidakmampuan memproduksi energi secara terus menerus. Pembangkit gas juga bisa direalisasikan dengan cepat, hanya dalam waktu 3-4 tahun.
"Pengembangan EBT dihadapkan pada tantangan intermitten, oleh karena itu sektor yang bisa kita akses ialah gas. Pembangkit gas juga tergolong sebagai pembangkit yang bisa dengan cepat dibangun tidak seperti hydro dan geothermal," jelas Iwan dalam keterangan resminya, Kamis (21/3/2024).
Ketergantungan PLN pada LNG juga dibutuhkan untuk mengompensasi penurunan produksi gas pipeline dalam negeri serta untuk memenuhi kebutuhan listrik yang meningkat. Untuk itu, kata dia, PLN tengah mengembangkan infrastruktur midstream LNG untuk menggantikan penggunaan solar atau bahan bakar fosil dan untuk melengkapi pengembangan EBT.
Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rahmad Dewanto menambahkan, PLN telah memilih skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED) sebagai skenario optimum untuk menurunkan emisi sekaligus menjaga baik kehandalan sistem maupun kelangsungan keuangan perusahaan.
"Lewat ARED akselerasi transisi energi Indonesia akan berjalan dengan agresif. Kami terus menyelaraskan pengembangan pembangkit listrik berbasis gas dengan lokasi tambahan permintaan tersebar di Indonesia," terangnya.
Rakhmad melanjutkan, bahwa sebagai satu-satunya entitas yang berinteraksi dengan pasar, PLN EPI terus mentransformasikan dirinya melalui optimalisasi kontrak dan infrastruktur. Selanjutnya PLN EPI terus meningkatkan transparansi, efisiensi dan fleksibilitas melalui kontrak multi destination contract.
"Sebagai soul of supply pasokan gas dan LNG untuk pembangkit listrik di Indonesia, kami siap untuk berkolaborasi dengan mitra gas global guna mendukung transisi energi di Indonesia," tandasnya.
Lihat Juga: Gotong Royong Bangun Jargas, Solusi Kurangi Beban Subsidi Energi lewat Optimalisasi Gas Domestik
(fjo)
tulis komentar anda