Presdir Freeport: Progres Smelter Gresik Sudah 94%
Rabu, 10 April 2024 - 17:17 WIB
JAKARTA - Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia ( PT FI ) Tony Wenas menyampaikan bahwa progres pembangunan smelter tembaga di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, sudah 94% rampung. Pembangunan smelter ini ditargetkan rampung Mei mendatang.
"Sekarang ini sudah kira-kira 94% ya. Mei selesai. Bulan Juni mulai operasi tapi belum produksi," jelas Tony saat menghadiri open house di kediaman Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Rabu (10/4/2024).
Pabrik pemurnian tembaga itu merupakan bagian dari percepatan hilirisasi tambang yang dicanangkan pemerintah. Tony mengatakan, konsentrat baru akan dikirim ke smelter tersebut sekitar awal Agustus. Dia menambahkan, smelter itu pada awalnya akan mulai memproduksi tembaga sekitar 50% dari kapasitas produksi yang sekitar 1,7 juta ton. "Akhir tahun baru akan 100%," cetusnya.
Perlu diketahui, pembangunan smelter tersebut merupakan mandat dari Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Freeport. Smelter itu berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
Freeport menanamkan modal USD3,1 miliar atau sekitar Rp48 triliun pada akhir Desember 2023 untuk membangun smelter kedua yang dimiliki Freeport tersebut. Smelter pertama Freeport dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting.
Nantinya, smelter itu mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan 600.000 ton katoda tembaga per tahun. Produk utama smelter tersebut adalah katoda tembaga, emas, perak murni batangan, serta platinum group metal (PGM). Adapun produk lainnya, adalah asam sulfat, gipsum, dan timbal.
"Sekarang ini sudah kira-kira 94% ya. Mei selesai. Bulan Juni mulai operasi tapi belum produksi," jelas Tony saat menghadiri open house di kediaman Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Rabu (10/4/2024).
Pabrik pemurnian tembaga itu merupakan bagian dari percepatan hilirisasi tambang yang dicanangkan pemerintah. Tony mengatakan, konsentrat baru akan dikirim ke smelter tersebut sekitar awal Agustus. Dia menambahkan, smelter itu pada awalnya akan mulai memproduksi tembaga sekitar 50% dari kapasitas produksi yang sekitar 1,7 juta ton. "Akhir tahun baru akan 100%," cetusnya.
Perlu diketahui, pembangunan smelter tersebut merupakan mandat dari Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Freeport. Smelter itu berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
Freeport menanamkan modal USD3,1 miliar atau sekitar Rp48 triliun pada akhir Desember 2023 untuk membangun smelter kedua yang dimiliki Freeport tersebut. Smelter pertama Freeport dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting.
Nantinya, smelter itu mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan 600.000 ton katoda tembaga per tahun. Produk utama smelter tersebut adalah katoda tembaga, emas, perak murni batangan, serta platinum group metal (PGM). Adapun produk lainnya, adalah asam sulfat, gipsum, dan timbal.
(fjo)
Lihat Juga :
tulis komentar anda