Aset Kripto Didorong Percepat Pengembangan Ekonomi Digital
Jum'at, 03 Mei 2024 - 23:26 WIB
JAKARTA - Perkembangan pesat dalam dunia teknologi telah melahirkan inovasi-inovasi teknologi yang mempermudah kehidupan manusia salah satunya adalah teknologi blockchain . Keberadaan teknologi blockchain telah mengubah infrastruktur industri secara global, terutama di tengah ketidakstabilan ekonomi yang sedang berlangsung.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti, Tirta Karma Senjaya mengatakan, pandemi Covid-19 telah menjadi momentum penting dalam mendorong percepatan era digitalisasi. Pembatasan yang diterapkan selama pandemi mendorong masyarakat untuk beralih dan mengadopsi teknologi digital dalam menjalankan aktivitas sehari-hari mereka.
"Selama masa pandemi Covid-19, terjadi peningkatan signifikan dalam pemanfaatan teknologi digital. Dampaknya terlihat dari fakta bahwa dari 278,7 juta penduduk Indonesia, sekitar 66,5 persen telah menggunakan internet. Sistem internet juga telah bertransformasi menjadi Web3. Selain itu, kecepatan internet di Indonesia menduduki peringkat kedelapan di kawasan Asia Tenggara, dengan kecepatan mencapai 29,43 Mbps. Oleh karena itu, saat ini pemerintah aktif dalam menggalakkan untuk pengembangan ekonomi digital," ujar Tirta dalam acara Indodax Goes to Campus di Bogor, baru-baru ini.
Tirta juga mengatakan, menurut data dari Google, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD146 miliar pada 2025, menjadikannya negara terbesar di kawasan Asia Tenggara.
"Maka dari itu, pemerintah menjadikan perdagangan aset kripto sebagai salah satu strategi kunci untuk mempercepat, menciptakan, dan mendorong upaya pengembangan ekonomi digital Indonesia pada tahun 2030," ucap Tirta.
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan teknologi blockchain memiliki potensi untuk untuk mengubah paradigma dalam berbagai industri dengan memungkinkan transparansi, keamanan, dan efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Dengan mengadopsi teknologi blockchain, industri akan menjadi lebih terintegrasi, memungkinkan manusia melakukan tugasnya dengan lebih mudah, cepat, dan transparan. Teknologi ini juga memiliki keunggulan dalam desentralisasi, sehingga lebih tahan terhadap serangan siber. Misalnya, jika satu server blockchain terkena serangan, sistem dapat beralih ke server lainnya," ujar Oscar.
Salah satu contoh produk yang memanfaatkan teknologi blockchain adalah Bitcoin dan Ethereum.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti, Tirta Karma Senjaya mengatakan, pandemi Covid-19 telah menjadi momentum penting dalam mendorong percepatan era digitalisasi. Pembatasan yang diterapkan selama pandemi mendorong masyarakat untuk beralih dan mengadopsi teknologi digital dalam menjalankan aktivitas sehari-hari mereka.
"Selama masa pandemi Covid-19, terjadi peningkatan signifikan dalam pemanfaatan teknologi digital. Dampaknya terlihat dari fakta bahwa dari 278,7 juta penduduk Indonesia, sekitar 66,5 persen telah menggunakan internet. Sistem internet juga telah bertransformasi menjadi Web3. Selain itu, kecepatan internet di Indonesia menduduki peringkat kedelapan di kawasan Asia Tenggara, dengan kecepatan mencapai 29,43 Mbps. Oleh karena itu, saat ini pemerintah aktif dalam menggalakkan untuk pengembangan ekonomi digital," ujar Tirta dalam acara Indodax Goes to Campus di Bogor, baru-baru ini.
Tirta juga mengatakan, menurut data dari Google, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD146 miliar pada 2025, menjadikannya negara terbesar di kawasan Asia Tenggara.
"Maka dari itu, pemerintah menjadikan perdagangan aset kripto sebagai salah satu strategi kunci untuk mempercepat, menciptakan, dan mendorong upaya pengembangan ekonomi digital Indonesia pada tahun 2030," ucap Tirta.
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan teknologi blockchain memiliki potensi untuk untuk mengubah paradigma dalam berbagai industri dengan memungkinkan transparansi, keamanan, dan efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Dengan mengadopsi teknologi blockchain, industri akan menjadi lebih terintegrasi, memungkinkan manusia melakukan tugasnya dengan lebih mudah, cepat, dan transparan. Teknologi ini juga memiliki keunggulan dalam desentralisasi, sehingga lebih tahan terhadap serangan siber. Misalnya, jika satu server blockchain terkena serangan, sistem dapat beralih ke server lainnya," ujar Oscar.
Salah satu contoh produk yang memanfaatkan teknologi blockchain adalah Bitcoin dan Ethereum.
Lihat Juga :
tulis komentar anda