Kurs Rupiah Masih Tak Berdaya, Hari Ini Melemah Jadi Rp16.046 per USD
Selasa, 07 Mei 2024 - 15:59 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih terus melemah, tidak terkecuali pada perdagangan hari ini, Selasa (7/5/2024). Kurs Rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp16.046 setelah sebelumnya sempat menguat ke level Rp16.025 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.068 per dolar AS.
Pelemahan mata uang Garuda juga terlihat pada data JISDOR BI. Dimana hari ini rupiah bertengger di posisi Rp16.054 per USD, dimana hal itu lebih lama dari sesi kemarin pada peringkat Rp16.025/USD
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat karena fokus minggu ini adalah pada komentar dari beberapa pejabat Fed mengenai jalur suku bunga.
Hal itu terutama setelah data nonfarm payrolls yang lebih lemah dari perkiraan membuat para pedagang sekali lagi mulai memperkirakan penurunan suku bunga oleh bank sentral.
"Namun gagasan ini tidak memberikan banyak dukungan terhadap mata uang Asia, mengingat The Fed masih diperkirakan akan mulai menurunkan suku bunganya pada bulan September," tulis Ibrahim dalam risetnya,
Sebelumnya, Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan tingkat suku bunga saat ini cukup membatasi untuk mendinginkan perekonomian sehingga membawa inflasi kembali ke target bank sentral sebesar 2%.
Kalender ekonomi minggu ini sepi, disorot oleh pembacaan sentimen konsumen dari University of Michigan pada hari Jumat, sementara sejumlah pejabat Fed akan menyampaikan pidatonya, termasuk Gubernur Fed Lisa Cook dan Michelle Bowman pada akhir minggu ini.
Pelemahan mata uang Garuda juga terlihat pada data JISDOR BI. Dimana hari ini rupiah bertengger di posisi Rp16.054 per USD, dimana hal itu lebih lama dari sesi kemarin pada peringkat Rp16.025/USD
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat karena fokus minggu ini adalah pada komentar dari beberapa pejabat Fed mengenai jalur suku bunga.
Hal itu terutama setelah data nonfarm payrolls yang lebih lemah dari perkiraan membuat para pedagang sekali lagi mulai memperkirakan penurunan suku bunga oleh bank sentral.
"Namun gagasan ini tidak memberikan banyak dukungan terhadap mata uang Asia, mengingat The Fed masih diperkirakan akan mulai menurunkan suku bunganya pada bulan September," tulis Ibrahim dalam risetnya,
Sebelumnya, Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan tingkat suku bunga saat ini cukup membatasi untuk mendinginkan perekonomian sehingga membawa inflasi kembali ke target bank sentral sebesar 2%.
Kalender ekonomi minggu ini sepi, disorot oleh pembacaan sentimen konsumen dari University of Michigan pada hari Jumat, sementara sejumlah pejabat Fed akan menyampaikan pidatonya, termasuk Gubernur Fed Lisa Cook dan Michelle Bowman pada akhir minggu ini.
tulis komentar anda