Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas Kecelakaan Helikopter, Harga Minyak Mendidih

Senin, 20 Mei 2024 - 14:00 WIB
Presiden Iran Ebrahim Raisi dikabarkan meninggal akibat kecelakaan helikopter. FOTO/AP
JAKARTA - Harga minyak mentah mengawali minggu ini dengan kenaikan menyusul berita sebuah helikopter yang ditumpangi oleh presiden Iran telah jatuh, dan bersama menteri luar negeri negara tersebut tewas. Menurut laporan Reuters, Ebrahim Raisi dan Hossein Amirabdollahian berada di dalam sebuah helikopter yang sedang melintasi daerah pegunungan di tengah kabut tebal, kembali dari perbatasan dengan Azerbaijan di mana kedua pejabat ini menghadiri pembukaan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).



Sebuah laporan kemudian mengatakan, tim penyelamat telah mencapai lokasi jatuhnya pesawat dan telah mengkonfirmasi bahwa para pejabat yang berada di dalamnya telah meninggal. "Presiden Raisi, menteri luar negeri, dan semua penumpang di dalam helikopter tewas dalam kecelakaan itu," kata seorang pejabat pemerintah Iran yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters.



Minyak mentah Brent naik di atas USD84 per barel menyusul berita ini dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencapai USD80, dengan kemungkinan keduanya akan mendapatkan lebih banyak keuntungan pada akhir hari ini seiring dengan semakin banyaknya informasi mengenai situasi di Iran. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei telah membuat sebuah pernyataan yang berusaha untuk meyakinkan masyarakat bahwa tidak akan ada gangguan pada urusan negara yang sedang berlangsung.



Menurut laporan awal, kecelakaan tersebut disebabkan oleh cuaca buruk, yang membuat operasi pencarian dan penyelamatan menjadi sulit. Dalam berita lain yang dapat menyebabkan volatilitas ekstra pada harga minyak, Putra Mahkota Arab Saudi menunda kunjungan ke Jepang karena kesehatan ayahnya.

Menurut beberapa analis, jika digabungkan dengan berita mengenai presiden Iran, hal ini dapat menyebabkan lonjakan ketidakpastian. Namun, tidak semua setuju. "Pasar minyak sebagian besar masih berada dalam kisaran dan tanpa katalis baru, kita mungkin harus menunggu kejelasan seputar kebijakan produksi OPEC+ untuk keluar dari kisaran ini," kata Warren Patterson dari ING, seperti dikutip oleh Reuters, Senin (20/5/2024).
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More