Saat Sanksi Barat Percepat Dedolarisasi, Bank-bank Sentral Menumpuk Emas

Rabu, 22 Mei 2024 - 15:51 WIB
Bank-bank sentral dunia terus membeli emas, dimana pada kuartal pertama tahun 2024 tercatat telah mengambil 290 ton emas. Foto/Dok
JAKARTA - Logam mulia khususnya emas tidak hanya berfungsi sebagai aset safe-heaven , tapi juga bisa sebagai hedging (lindung nilai) saat kondisi perekonomian dunia yang semakin tidak menentu di tengah geopolitik yang memanas. Pada awal Mei, seorang pejabat tinggi Dana Moneter Internasional (IMF) menerangkan, peran emas dalam potensi fragmentasi tatanan ekonomi dan keuangan global.

"Setelah bertahun-tahun mengalami guncangan, termasuk pandemi COVID-19 dan perang Rusia ke Ukraina, negara-negara mengevaluasi kembali mitra dagang mereka berdasarkan masalah ekonomi dan keamanan nasional," kata Wakil direktur pelaksana IMF, Gita Gopinath.



Ia juga menerangkan, secara khusus beberapa negara memikirkan kembali ketergantungan mereka yang besar terhadap dolar AS dalam transaksi internasional dan kepemilikan cadangan devisa mereka.



Sementara itu permintaan emas telah meningkat karena dipandang sebagai "aset aman yang netral secara politik, yang dapat disimpan di rumah dan aman dari sanksi atau penyitaan," kata Gopinath.



Bank- bank sentral menyumbang seperempat dari permintaan emas pada tahun 2022 dan 2023, karena lembaga-lembaga tersebut membeli lebih dari 1.000 ton emas setiap tahun, menurut World Gold Council dalam sebuah laporan belum lama ini.

Bank-bank sentral dunia terus membeli emas, dimana pada kuartal pertama tahun 2024 tercatat telah mengambil 290 ton emas. Menurut World Gold Council, hal itu menjadi awal yang kuat di tahun ini.

Emas sebagai lindung nilai terhadap risiko sanksi berbasis dolar AS

Kekhawatiran tentang pengaruh dan kekuatan dolar AS yang terlalu besar dalam ekonomi dunia telah muncul selama bertahun-tahun. Serangkaian sanksi ketika Barat menjadikan dolar sebagai senjata belum pernah terjadi sebelumnya sebagai respons atas invasi Rusia ke Ukraina telah meningkatkan dorongan untuk de-dolarisasi.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More