Awas, Rontoknya Laba Bank BUMN Bakal Berlanjut

Jum'at, 21 Agustus 2020 - 08:48 WIB
Ekonom menilai tekanan laba perbankan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2020. Pasalnya, wabah virus Corona atau Covid-19 masih membuat sektor keuangan tertekan. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai tekanan laba perbankan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2020. Pasalnya, wabah virus Corona atau Covid-19 masih membuat sektor keuangan tertekan, khususnya perbankan pelat merah yang lesu pada semester pertama.

(Baca Juga: Pak Jokowi! Bank BUMN Bisa Sakit Jika Dipaksa Jor-joran Kasih Utangan Saat Krisis )

"Saya rasa masih ada penurunan laba sampai akhir tahun, tapi pada semester kedua nanti tidak akan seanjlok semester pertama," kata Huda saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (21/8/2020).

Meski begitu, Ia menekankan bahwa kondisi perbankan perusahaan pelat masih cukup kuat. Meskipun adanya penurunan laba, nantinya tidak akan terlalu berpengaruh.

"Perbankan saya rasa masih normal. Tidak terkena imbas yang signifikan dari adanya pandemi. Pada PDB triwulan 2 tahun ini saja masih positif kinerjanya. Jadi tidak akan terlalu bermasalah bagi perbankan terutama perbankan BUMN," imbuhnya.



(Baca Juga: Ketua OJK: Skenario Terburuk, Kredit Bank Bisa Tidak Tumbuh )

Senada yang sama, Ekonom Core Piter Abdullah menilai laba pada perbankan akan kembali pulih pada tahun 2021. Hal ini seiring meredanya ancaman pada covid-19.

"Laba bank berpotensi meningkat kembali tahun 2021 setelah wabah berlalu. Tapi saat ini, pertumbuhan kredit masih akan rendah, restrukturisasi kredit masih berdampak negatif terhadap penerimaan bunga, sementara fee based income masih akan terbatasi," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More