Demokrasi Ekonomi di Indonesia Masih Lemah, Ciptakan Kesenjangan Aset dan Akses

Jum'at, 21 Agustus 2020 - 16:17 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Ekonom Senior sekaligus Founder CORE Indonesia Hendri Saparini menyebutkan bahwa ada dua penyebab utama berbagai masalah strategis yang dihadapi Indonesia.

"Yang pertama adalah lemahnya demokrasi ekonomi . Hal ini menjadi masalah besar sehingga terjadi kesenjangan aset dan akses," ungkap Hendri dalam webinar di Jakarta, Jumat (21/8/2020).

Selain itu, lemahnya demokrasi ekonomi juga ditandai dengan kebijakan yang tidak memberikan ruang yang adil bagi masyarakat untuk terlibat dalam ekonomi.



"Yang kedua adalah masalah yang sifatnya teknik strategis, antara lain karena Indonesia lalai atau lamban dalam membangun berbagai sektor industri (supai) untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang tumbuh tinggi dan untuk menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja luas," papar Hendri. ( Baca juga:Update Corona: Positif 149.408 Orang, 102.991 Sembuh dan 6.500 Meninggal )

Pada krisis 1998, sebut dia, struktur industri melambat (de-industrialisasi), maka semakin rapuhlah suplai Indonesia sehingga memiliki ketergantungan impor tinggi dan juga imbas lainnya.

"Akhirnya, potensi yang ada, baik sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) terus menjadi potensi karena tidak memiliki visi dan strategi besar yang komprehensif dan konsisten untuk memanfaatkannya," lanjut dia.

Alhasil, sambung Hendri, tidak ada nilai tambah yang dihasilkan, juga tidak mampu menciptakan lapangan kerja luas, pendapatan pajak tumbuh lambat, dan juga tidak dapat meningkatkan pendapatan.

"Solusi berbagai masalah tersebut tidak boleh parsial. Harus secara komprehensif yang di dalamnya kental paradigma serta kebijakan strategis yang teknikal," tuturnya.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More