Aset Rusia Rp4.519 Triliun Direbut Barat bikin Negara-negara Kaya Mulai Waswas
Rabu, 17 Juli 2024 - 13:41 WIB
JAKARTA - Upaya Barat untuk menyita aset Rusia Rp4.519 triliun diyakini bisa menyebabkan dampak buruk terhadap sistem keuangan internasional dan mengkhawatirkan negara lain, khususnya negara- negara kaya . Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Pernyataan itu merespons laporan Bloomberg pekan lalu, yang mengklaim bahwa Arab Saudi telah mengancam akan menjual beberapa kepemilikan utang Uni Eropa (UE) jika Kelompok G7 melanjutkan rencana penyitaan terhadap aset Rusia.
Amerika Serikat atau AS dan Uni Eropa – keduanya anggota G7 – membekukan hampir USD300 miliar aset milik bank sentral Rusia sebagai bagian dari sanksi Barat yang dijatuhkan pada Moskow terkait konflik di Ukraina. Bulan lalu, Uni Eropa memutuskan untuk menggunakan sebagian bunga yang dihasilkan oleh dana tersebut untuk memberikan bantuan militer ke Ukraina.
G7 disarankan untuk membatalkan rencana penyitaan aset Rusia secara langsung, setelah disebut ada 'ancaman terselubung' dari Riyadh.
"Kami telah lama memperingatkan bahwa upaya ilegal untuk merampok Federasi Rusia, dengan mengambil alih aset kepemilikan kami dengan satu atau lain cara akan menyebabkan kerusakan besar pada sistem keuangan internasional dan akan membuat banyak negara besar dan kaya merasa khawatir tentang nasib kepemilikan mereka di luar negeri," kata Peskov, seperti dikutip oleh kantor berita TASS.
"Itulah yang terjadi sekarang," ungkap Peskov merespons kabar soal adanya ancaman Arab Saudi kepada negara-negara kaya yang tergabung dalam G7.
Saudi secara khusus menyebutkan, hal itu terkait utang yang dikeluarkan oleh departemen keuangan Prancis, seperti dilaporkan Bloomberg mengutip dari sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Kepemilikan obligasi euro dan Prancis oleh Riyadh "mungkin tidak cukup besar" untuk membuat "perbedaan besar" jika dijual. Namun yang menjadi catatan adalah, para pejabat Eropa khawatir negara-negara lain bisa mengikuti jejak kerajaan.
Sebagai informasi mayoritas aset Rusia disimpan di lembaga penyimpanan dan lembaga kliring yang berbasis di Brussels, Euroclear, yang pada tahun lalu disebut menghasilkan bunga sekitar 4,4 miliar euro.
Pada bulan Juni, Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa mengumumkan bahwa mereka bakal memberikan keuntungan dari aset Rusia yang tidak bergerak kepada Ukraina. Tahap pertama sebesar 1,4 miliar euro diperkirakan akan ditransfer bulan ini, dan akan digunakan untuk membeli amunisi serta perkuat sistem pertahanan udara. Sedangkan 1 miliar euro lainnya akan ditransfer pada akhir tahun.
Rusia mengatakan setiap tindakan yang diambil terhadap asetnya akan sama dengan "pencurian,". Ditekankan juga bahwa menyita dana atau langkah serupa, merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan mengarah pada aksi pembalasan. Mereka juga memperingatkan bahwa membantu Kiev hanya memperpanjang konflik.
Baca Juga
Pernyataan itu merespons laporan Bloomberg pekan lalu, yang mengklaim bahwa Arab Saudi telah mengancam akan menjual beberapa kepemilikan utang Uni Eropa (UE) jika Kelompok G7 melanjutkan rencana penyitaan terhadap aset Rusia.
Amerika Serikat atau AS dan Uni Eropa – keduanya anggota G7 – membekukan hampir USD300 miliar aset milik bank sentral Rusia sebagai bagian dari sanksi Barat yang dijatuhkan pada Moskow terkait konflik di Ukraina. Bulan lalu, Uni Eropa memutuskan untuk menggunakan sebagian bunga yang dihasilkan oleh dana tersebut untuk memberikan bantuan militer ke Ukraina.
G7 disarankan untuk membatalkan rencana penyitaan aset Rusia secara langsung, setelah disebut ada 'ancaman terselubung' dari Riyadh.
"Kami telah lama memperingatkan bahwa upaya ilegal untuk merampok Federasi Rusia, dengan mengambil alih aset kepemilikan kami dengan satu atau lain cara akan menyebabkan kerusakan besar pada sistem keuangan internasional dan akan membuat banyak negara besar dan kaya merasa khawatir tentang nasib kepemilikan mereka di luar negeri," kata Peskov, seperti dikutip oleh kantor berita TASS.
"Itulah yang terjadi sekarang," ungkap Peskov merespons kabar soal adanya ancaman Arab Saudi kepada negara-negara kaya yang tergabung dalam G7.
Saudi secara khusus menyebutkan, hal itu terkait utang yang dikeluarkan oleh departemen keuangan Prancis, seperti dilaporkan Bloomberg mengutip dari sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Kepemilikan obligasi euro dan Prancis oleh Riyadh "mungkin tidak cukup besar" untuk membuat "perbedaan besar" jika dijual. Namun yang menjadi catatan adalah, para pejabat Eropa khawatir negara-negara lain bisa mengikuti jejak kerajaan.
Sebagai informasi mayoritas aset Rusia disimpan di lembaga penyimpanan dan lembaga kliring yang berbasis di Brussels, Euroclear, yang pada tahun lalu disebut menghasilkan bunga sekitar 4,4 miliar euro.
Pada bulan Juni, Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa mengumumkan bahwa mereka bakal memberikan keuntungan dari aset Rusia yang tidak bergerak kepada Ukraina. Tahap pertama sebesar 1,4 miliar euro diperkirakan akan ditransfer bulan ini, dan akan digunakan untuk membeli amunisi serta perkuat sistem pertahanan udara. Sedangkan 1 miliar euro lainnya akan ditransfer pada akhir tahun.
Rusia mengatakan setiap tindakan yang diambil terhadap asetnya akan sama dengan "pencurian,". Ditekankan juga bahwa menyita dana atau langkah serupa, merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan mengarah pada aksi pembalasan. Mereka juga memperingatkan bahwa membantu Kiev hanya memperpanjang konflik.
(akr)
tulis komentar anda